"Beliau mengatakan, pak SBY saya tidak pernah menuduh seperti itu," ucap SBY menirukan pernyataan Jokowi saat itu.
"Saya jawab lagi, betul bapak. Tetapi tentu bapak menerima laporan dari pembantu-pembantu bapak tentang semuanya itu," lanjut SBY.
Pertemuan dengan Jokowi terjadi tatkala menjelang Pilkada DKI Jakarta, SBY mengalami fitnah dan serangan-serangan politik.
"Saudara masih ingat saya dituduh menggerakkan dan mendanai sebuah aksi massa. Saya dituduh menggerakkan orang untuk melakukan pemboman istana," kenangnya.
Juga, lanjut SBY, saat itu rumahnya digeruduk massa pengunjuk rasa.
Bahkan kata SBY, menjelang pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta, ada pernyataan dari mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar yang sangat tendensius dan sangat merugikan perjuangan politik Demokrat yang mengusung AHY menjadi Cagub.
SBY : Ada Pertemuan Sebelum Sidang Tipikor Berlangsung
Pada 25 Januari 2018 lalu, nama Susilo Bambang Yudhoyono disebut oleh Mirwan Amir yang hadir sebagai saksi di persidangan kasus korupsi KTP elektronik.
Mirwan mengatakan hal tersebut usai ditanya oleh pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya mengenai siapa saja yang mengetahui proyek tersebut.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di balik persidangan.
Informannya telah memberitahu bahwa ada pertemuan sebelum sidang berlangsung.
"Saya mendapatkan informasi dari orang yang sangat terpercaya. Ada sebuah pertemuan sebelum sidang tipikor berlangsung," kata dia di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
SBY Sebut Pembicaraan Firman Wijaya dan Mirwan Amir Aneh
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menilai pembicaraan antara Firman Wijaya dan Mirwan Amir di persidangan adalah hal yang aneh.
Pembicaraan yang dimaksud adalah disebutnya nama SBY dalam persidangan kasus KTP elektronik dengan terdakwa Setya Novanto.