Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, DEPOK - Ibu Putri mungkin tak pernah membayangkan hidupnya sedemikian merananya saat ini.
Hidup yang jauh dari kata cukup untuk membesarkan kelima anaknya yang masih anak-anak.
Baca: Tidak Diminati, Tukang Ojek Sepeda di Pasar Pagi Asemka Berharap Keikhlasan dari Pemilik Toko
Semenjak suaminya wafat belasan tahun yang lalu, tepatnya 19 Desember 2005 di kuburkan di Perwira Bekasi, kehidupannya berubah drastis menjadi serba kekurangan.
"Panggil saya Ibu Putri aja. Saya punya anak lima. Udah ditinggal suami sejak 14 tahun yang lalu. Saya harus bekerja keras hidupi mereka ini," kata Ibu Putri yang enggan menyebut nama aslinya, Sabtu (10/3/2018).
Baca: Jokowi: Saya dan Pak SBY Beda Tipis Banget
Padahal, dulu sang suami merupakan salah satu petugas Dishub Citra Marga Nusaphala Persada.
"Suami saya dulu kerja di sana sebagai petugas patroli jalan tol," bebernya.
Namun, sakit yang menjangkiti diri suaminya membuat ia harus berbaring di rumah sakit yang menguras keuangan keluarga hingga ajal menjemput.
"Bayangin mas, saya hutang 17 juta semenjak beliau meninggal. Duit pensiunnya abis buat cek darah. Siapa bilang gratis, yang gratis mah cuma diperiksa badan itu aja," keluhnya.
Semenjak kepergian suaminya, ia pun berjuang seorang diri menafkahi kelima anaknya.
Baca: Ridwan Kamil Berjanji Akan Maksimalkan Potensi Pasar Cisalak dan Pariwisata Depok
"Jujur aja punya anak lima ditinggal 14 tahun siapa lagi kalau bukan saya yang kasih makan kalau bukan saya sendiri. Engga ada dari pemerintah, RT atau RW," terangnya.
Ia pun berkeliling menjajakan tisu di sekitaran Depok.