Perempuan Tak Waras Tusuk Ustaz Saat Salat: Kronologi sampai Pengakuan Korban dan Kakak Pelaku

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abdul Rachman (kiri) mendapat luka gores senjata tajam di bawah telinganya saat salat Subuh di Masjid Darul Muttaqin, Perumahan Bumi Sawangan Indah I, Depok, Minggu (11/3/2018). Warga beberapa kali melihat pelaku (kanan atas dan bawah) yang kerap terlihat salat di sana. ISTIMEWA

Namun pelaku masih dalam satu komplek dan sering salat di Masjid Darul Muttaqin.

"Saat kejadian berlangsung korban berada dipojok kanan didalam masjid, pelaku menggunakan pisau stik bergerigi karena ia membawa tas," tambahnya.

Saat kejadian tersebut sudah terjadi pelaku langsung diamankan oleh warga.

"Korban mengalami luka tusuk di leher sebelah kanan, pas kejadian berlangsung pelaku langsung diamankan," tambahnya.

Pelaku Dibawa ke RS Kramat Jati

Masjid Darul Muttaqin di Perumahan RT 05/06, Sawangan Lama, Sawangan, Kota Depok, tempat seorang ustaz ditusuk oleh perempuan tak waras, Minggu (11/3/2018) subuh. (Wartakota/Budi Sam Law Malau)

Kapolres Kota Depok Kombes Didik Sugiarto mendatangi masjid Darul Muttaqin setelah peristiwa penusukan itu terjadi.

Didik mengatakan saat ini pihak kepolisian membawa pelaku dirumah sakit Polri Kramat Jati.

"Saat ini kepolisan sedang melakukan observasi pelaku dirumah sakit Polri Kramat Jati," ujar Kapolres Depok Kombes Didik Sugiarto .

Pelaku menurut para warga sekitar diketahui sering memarahi orang-orang yang ditemukan.

"Diketahui pelaku ada kecenderungan gangguan kejiwaan, karena sering memarahi orang-orang yang ditemukan terutama anak-anak tanpa sebab," tambahnya.

Namun saat ini masih dalam penanganan Polsek Sawangan.

"Penyidikan mengumpulkan fakta-fakta dan memeriksa saksi-saksi akan terus dilakukan," pungkasnya.

Pelaku Pernah Pukul Ustaz Abdul Rahman

Abdul Rachman ditemani istri dan anak-anaknya sudah kembali ke rumah mereka di Bumi Sawangan Indah I, Depok, Minggu (11/3/2018) siang. Ketua RT 05/RW 06 itu medapat luka tusuk saat salat Subuh di masjid kompleks oleh perempuan tak waras. TRIBUNJAKARTA.COM/MUSLIMIN TRISYULIONO (TribunJakarta.com/Muslimin Trisyuliono)

Korban Abdul Rahman mengatakan pelaku Vivi seminggu lalu setelah salat ashar memukulnya saat berdoa.

"Seminggu yang lalu tepat hari Minggu juga setelah salat ashar pelaku sempat mukul, saya maki-maki mungkin ada sikap dendam dia tidak datang lagi kemasjid selama seminggu," ujar Abdul Rachman korban.

Abdul Rachman mengaku tidak ada konflik antara pelaku.

Diketahui Vivi tinggal sendirian di komplek Bumi Sawangan Indah I, Sawangan Depok.

Namun setelah seminggu tidak terlihat Vivi mendatangi rumah Abdul Rachman.

"Tetapi semalam kira-kira pukul 23.30 WIB dia datang kerumah saya buka gerbang dan ketok-ketok pintu lalu istri saya mau membukakan pintu tapi tidak jadi," tambahnya.

Setelah tidak dibukakan pintu Vivi mengetok kembali rumah Abdul Rachman pada pukul 00.30 WIB.

"Datang lagi dia kedua saya kira anak saya pas dibuka pintu karena saya pikir dia kurang waras dia bilang pak pak saya ada perlu, saya bilang udah tidak usah pulang pulang," tambahnya.

Korban bersama anaknya pergi untuk melakukan salat subuh berjamaah.

"Pada salat subuh saya dibangunin oleh istri dan wudhu dirumah, begitu masuk kemasjid pas komat langsung masuk dari pintu arah sebelah kiri ke pojok kanan tapi saya tidak lihat ada orang ini," tambahnya.

Saat itu shaf salat masih satu barisan, pelaku berada di belakang membawa pisau.

Anak korban yang melihat kejadian tersebut teriak supaya ayahnya menghindar.

"Ketika takbir anak saya selesai wudhu liat dia bawa pisau, teriak bapak bapak, perasaan saya sudah kurang enak saya menoleh pisau sudah menancap," pungkasnya.

Abdul Rachman mengalami luka tusuk dileher sebelah kanan.

Ketua MUI Dukung Polisi Tuntaskan Kasus Penyerangan Ulama

Ketua Umum MUI KH Maruf Amin di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (27/7/2017) (Tribunnews.com/ Imanuel Nicolas Manafe)

Sementara, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Ma'ruf Amin mendukung pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penyerangan terhadap sejumlah ulama dan pemuka agama yang belakangan terjadi di berbagai daerah.

Ia melihat rangkaian penyerangan ini janggal karena sebagian besar pelakunya dicap sebagai orang gila.

"Harus diselidiki mana yang gila benar mana yang enggak," kata Ma'ruf Amin kepada wartawan, usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Ma'ruf mengaku tidak menyinggung soal penyerangan terhadap ulama ini saat bertemu Jokowi.

Ia mengaku hanya membahas soal ekonomi umat.

"Enggak (dibahas), itu sudah jelas urusan kepolisian lah, pihak keamanan," kata dia.

Ma'ruf mengatakan, jika memang benar pelaku penyerangan mengalami gangguan jiwa, mereka harus segera diobati.

Namun, jika tidak ada gangguan jiwa, maka pelaku penyerangan harus ditindak tegas.

"Saya melihat ada yang benar gila, ada yang kayaknya agak diragukan kebenaran gilanya," kata Ma'ruf.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mencatat, penyerangan terhadap pemuka agama sudah terjadi 21 kali.

Penyerangan itu terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia dari kurun waktu Desember 2017 hingga Februari 2018.

"Dari Desember sampai Februari itu tercatat sudah ada 21 kali penyerangan ke ulama, tokoh agama, ke rumah ibadah. Sebanyak 15 kali dilaksanakan orang yang tidak waras," kata Wiranto kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/2/2018).

Bareskrim Polri masih mencari benang merah mengenai penyerangan ke pemuka agama ini

Namun, Bareskrim juga menemukan adanya kabar penyerangan agama yang ternyata hanya hoax atau kabar tidak benar.

Polisi kemudian menangkap pelaku setelah unggahan itu menimbulkan polemik dan keresahan warganet.

Reaksi Jusuf Kalla

Wakil Presiden Jusuf Kalla (Tribunnews.com/ Jeprima)

Sedangkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla mencurigai ada yang janggal dalam ramgkaian kasus penyerangan rumah ibadah di Indonesia, beberapa pekan terakhir.

“Ini masalah serius, sepertinya ada yang mengkoordinir orang gila di Indonesia, untuk serang rumah ibadah,” ujar Kalla usai bertemu dengan sejumlah perwakilan dan petinggi raksasa manufaktur dan jasa Jepang di Osaka Imperial Hotel, Ki-Taku, Osaka, Selasa (20/2/2018).

Menjawab pertanyaan wartawan, Wapres menyebutkan, penyerangan itu menimpa semua rumah ibadah dan tokoh agama.

“Itu bukan agama tertentu saja, semua pelakunya orang gila. jadi wajar kalau kita bilang orang-orang gila Indonesia dikoordinir,” katanya.

Wapres menyebutkan sejauh ini, polisi sudah menyelidiki pemicu kejadian yang meresahkan umat beragama itu. (TribunJakarta/Warta Kota/Tribunnews)

Berita Terkini