Selain Katon, dua peretas lain yang ditangkap di rumahnya masing-masing adalah Nizar Ananta (21), dan Arnold Triwardhana Panggau (21).
Humas Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya, Sugiharto Adhi Cahyono, mengungkapkan ketiganya merupakan mahasiswa S1 Sistem Informasi angkatan 2015.
"Ketiganya tercatat masih mahasiswa aktif, sekarang semester 6. Kalau aktif masuk kuliah, sudah tidak sekarang," ujar Sugiharto kepada Surya pada Rabu (14/3/2018).
Selama di kampus mereka belum pernah melakukan pelanggaran akademik atau etika.
"Mereka tidak aktif di organisasi seperti senat atau BEM. Secara nilai juga masih grade bagus, Indeks Prestasinya di atas 3," ucap dia.
Ke depan pihak kampus masih menerapkan praduga tak bersalah untuk kasus internal maupun eksternal.
Apalagi pihak kampus belum tahu prosesnya hukum ketiganya sudah sampai mana.
"Kami juga masih menunggu karena belum mendapat panggilan apapun dari keluarga atau pihak kepolisian," terang Sugiharto.
Pihak kampus, lanjutnya, juga sempat menghubungi keluarga melalui dosen wali namunĀ belum mendapat respon hingga saat ini.
"Mereka harusnya sudah memasuki kerja praktik dan tugas akhir. Tetapi ketiganya belum pernah konsultasi hal ini ke dosen wali," lanjut dia.
Ia menegaskan dari data kampus Nizar dan Katon memiliki KTP beralamat di Surabaya, sedangkan Arnold berasal dari Banyuwangi.
STIKOM Surabaya selama ini sudah melakukan aktivitas pembentukan karakter.
Namun, kampus juga memiliki unit organisasi untuk penelitian yang berkaitan dengan jaringan.
"Kalau nakalnya mahasiswa main jaringan ya ada, aktivitas dari jaringan ya banyak di kampus. Tetapi di internal kampus kami ada pusat teknologi informasi yang memantau apalagi ada kartu RFID sebagai akses di kampus," urai dia.
Berdasarkan pantauan SURYA.co.id, Katon cukup dikenal dalam komunitas yang berkaitan dengan jaringan di kampus, yaitu Linux User Grup (LUG).