Isak Tangis Warnai Sidang Pledoi Kasus Pembakaran Maling Ampli di Bekasi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Zulkahfi salah satu terdakwa kasus pembakaran pencuri ampli menangis usai sidang pledoi di PN Bekasi.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Sidang pledoi kasus pengeroyokan dan pembakaran maling ampli, Muhammad Al Zahra diwarnai isak tangis para terdakwa yang dituntut belasan tahun oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Dua terdakwa yakni Rosadi dan Zulkahfi membacakan nota pembelaan di hadapan majelis hakim.

Saat membacakan nota tersebut, keduanya menangis hingga terbatah-batah saat mengucapkan kalimat demi kalimat.

Baca: BREAKING NEWS: KPK Operasi Tangkap Tangan Seorang Bupati di Jawa Barat

"Majelis hakim yang saya mulyakan, perkenanakan saya membacakan pembelaan saya, agar hukuman dapat dipituskan seringan mungkin," kata Rosadi saat membacakan nota pembelaan di Pengadilan Negeri (PN) Bekasi, Selasa (10/4/2018).

Rosadi menyesali perbuatan yang dilakukannya, bahkan ia megakui peristiwa tersebut merupakan ketidaksengajaan.

Rosadi meminta hakim dapat mempertimbangkan putusan hukuman terhadapnya.

Terlebih dia adalah seorang ayah yang bertanggung jawab terhadap anak dan istirnya.

Baca: 6 Fakta Kebakaran Dahsyat Hotel Novita: Bekas Penjara, Tempat Menginap Presiden dan Kondisi Terkini

"Saya punya anak dan istri sesuai kewajiban saya sebagai tulang punggung keluarga, dan membesarkan satu orang putra empat tahun yang butuh bimbingan saya, dan kewajiban menghidupi keluarga saya," kata Rosadi

"Setelah saya mendengar tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang sanagat tinggi, saya bayangkan apa jadinya keluarga saya, biar saya saja yang hancur tapi jangan keluarga saya," ucap Rosadi sambil berurai air mata

"Saya yakin hakim, agar impian saya dapat mempertahankan rumah tangga saya dapat saya wujudkan berikan saya kesempatan untuk itu," tambahnya

Sama halnya dengan Rosadi, tersangka lain yakni Zulkahfi juga berurai air mata saat membacakan nota pembelaan di hadapan majelis hakim.

"Ini adalah teguran keras bagi saya. Sehingga membuat keluarga malu dan sedih melihat. Terlebih peran saya sangat penting dalam keluarga, ayah saya sudah sakit, saya harus bertanggung jawab kepada kedua adik saya," kata Zulkahfi sambil menangis

Halaman
12

Berita Terkini