Jokowi menegaskan, hanya dua hal yang bisa mendorong pergantian Presiden. Yakni rakyat dan kehendak Tuhan. Kaus, tegas dia, tidak bisa mendorong pergantian Presiden.
"Masa pakai kaus bisa ganti Presiden, enggak bisa," ucap Jokowi disambut tepuk tangan para relawan Galang Kemajuan Jokowi.
Reaksi Jokowi terkait kaos tersebut dibela oleh Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzly.
Menurutnya reaksi Jokowi terhadap #2019GantiPresiden tidak serius. Itu sekadar candaan saja.
Saat ini, Partai Gerindra yang bekerja sama dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gencar menggalang dana dengan menjual kaus bertulisan #2019GantiPresiden'. Galang dana ini dilakukan guna mendukung pencapresan Prabowo Subianto di 2019.
Diketahui, sebelumnya marak menjadi perbincangan publik gerakan #2019GantiPresiden.
Baca: Belum Jadi Hak Milik, Perumahan di Kawasan Pondok Rajeg Plester Tanah Warga
Gerakan ini digagas politikus Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera.
Kaos serta gelang bertuliskan #2019GantiPresiden juga dibuat.
Baca: Transjakarta Optimis Koridor 13 Capai Target 40 Ribu Penumpang
Terkait kaus tersebut, Mardani menyatakan efek dari pendekatan sosial media dengan tagar 2019 Ganti Presiden.
"69 persen yang share dari data Google itu generasi milenial, reach out di dua pekan pertama 186 juta," imbuh Mardani.
"Sudah sekian banyak, survei gak berubah. Jokowi tetap tertinggi," tutur Adian Napitupulu.
"Jumlah kaos itu hanya berpengaruh pada pendapatan penjual kaos aja," lanjutnya.
Sementara itu, Pengamat politik dari Poltracking Indonesia, Hanta Yudha menilai perang retorika jelang Pilpres sah-sah saja, termasuk kampanye #2019GantiPresiden vs #OgahGantiPresiden2019.