Membongkar Salah Satu Mitos Makanan Terbesar yang Pernah Ada, MICIN (MSG)

Penulis: Ananda Bayu Sidarta
Editor: Ananda Bayu Sidarta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kenapa istilah 'kebanyakan micin atau MSG' ini sangat melekat?

Tidak ada bukti, tidak ada tes, hanya dugaan.

Kemudian, banyak pembaca yang merespon dengan komplain yang sama, sehingga para saintis(ilmuwan) memutuskan untuk mempelajari fenomena tersebut, lalu 'Sindrom Restoran Cina' terlahir(muncul).

Tidak lama, daftar literatur yang menyalahkan makanan Cina dan MSG untuk sejumlah masalah kesehatan booming.

Bahkan '60 menit 'dilaporkan pada MSG di awal 90-an, dan warga Amerika mempercayai rekomendasinya.

Namun, sejak saat itu telah ditemukan bahwa banyak dari studi awal itu memiliki beberapa kelemahan kritis.

Yang paling menonjol adalah fakta bahwa para peserta penelitian sudah mengetahui makanan mereka mengandung MSG.

Tetapi penelitian terbaru tidak menemukan kaitan yang jelas antara MSG dan gejala terkaitnya.

Dan sebagian besar peserta untuk penelitian ini tidak menunjukkan reaksi apapun terhadap apa yang mereka makan.

Meskipun mereka makan makanan dengan MSG di dalamnya.

Dan, meskipun mereka sebelumnya mengaku sensitif terhadap MSG.

Jadi apakah itu artinya semua orang yang mengklaim memiliki gejala MSG berbohong?

Tentu tidak.

MSG - Micin (Grafis Tribun Jakarta / Facebook.com - Today I Watched)

Mitos tentang 'micin' atau MSG begitu kuat pada titik ini sehingga beberapa orang mungkin mengalami efek 'nocebo'.

Yang pada dasarnya hanyalah efek plasebo secara terbalik.

Katakanlah, minum pil gula dan percaya itu akan membuat kalian lebih baik, atau kalian makan sesendok gula dan percaya itu akan membuat lebih buruk.

Halaman
1234

Berita Terkini