Kisah Kekuatan Doa 70 Teman, Maling Kain di Bali Jual Kembali Hasil Curian ke Pemilik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Owner Pertenunan Astiti, I Nyoman Sudira, menunjukkan kain tenun motif Kalimantan saat ditemui di rumahnya di Banjar Jerokapal, Desa Gelgel, Klungkung, Bali, Selasa (8/5/2018).

TRIBUNJAKARTA.COM, DENPASAR- Media sosial sempat diramaikan dengan berita pencurian kain tenun di sebuah toko di Denpasar.

Sebanyak 60 helai kain tenun motif Kalimantan hilang di toko Nyoman Sudira, Rabu (2/5/2018).

Namun, esoknya barang-barang tersebut dijual kembali oleh si pencuri kepada sang pemilik.

Baca: 7 Fakta Kerusuhan di Mako Brimob: Kronologi, Kondisi Ahok Sampai Peti Jenazah

Bagaimana kisahnya?

Suasana asri perkebunan juga sawah ladang membentang di sekitar Pertenunan Astiti, Banjar Jerokapal, Desa Gelgel, Klungkung, Selasa (8/5/2018).

Pertenunan Astiti merupakan pusat tenunan tradisional.

Letaknya tak jauh dari Jalan Bypass Prof Ida Bagus Mantra.

Memasuki lokasi pertenunan, tidak banyak suara.

Baca: Ruhut Sitompul: Pak Jokowi Tunjukkan Kacang Tidak Lupa dengan Kulitnya

Hanya kepakan mesin tenun dan putaran benang yang hendak diklos yang terdengar.

Satu penenun dengan lainnya tampak konsentrasi. Bukan mulut yang bergerak, tapi tangan kaki dan mata.

Tribun Bali kemudian bertemu dengan pemilik Pertenunan Astiti, I Nyoman Sudira.

Dialah pemilik 60 helai kain tenun yang dicuri di tokonya di Denpasar, kemudian besoknya oleh sang pencuri dijual lagi ke toko milik Sudira di Pasar Semarapura, Klungkung.

"Awalnya tanggal 2 Mei kemarin itu ada seorang yang dari pagi ke toko dan sudah dilakukannya sebanyak 2 kali. Rupanya si pencuri ini menggali informasi mengenai toko, dan orang-orang yang tinggal kerja di situ. Nengok, tanya kain pergi lagi. Dia tahu nama anak saya, pekerjaan anak saya sampai karyawan saya yang meninggal sebulan lalu dia tahu namanya. Nah, kebetulan saya punya karyawan baru yang gantikan karyawan ini jadi mungkin itu kesempatannya." tutur Sudira, mengawali peristiwa pencurian tersebut.

Saat siang hari, si oknum tersebut kembali datang ke tokonya.

Dengan penampakan biasa, juga sok akrab, dia berhasil mengelabui karyawan baru Sudira.

"Pas dia datang, langsung masuk dan nanya sama karyawan. 'Eh Ketut (nama anak Nyoman) sudah ngajar dia?' tanya orang itu.

Sementara karyawan baru saya ini tidak tahu apa-apa, dia cuma bilang Ketut masih di atas.

Nah pas itu dengan sok akrabnya dia bilang saya ambil kain ini 60 dengan gerakan buru-buru.

Karyawan saya bilang iya tunggu saya catat pakai nota dulu, dia saat itu sedang kebingungan.

Dia juga tanya soal karyawan lama yang meninggal.

Pokoknya dia tahu semua.

Belum sempat dicatat, karyawan ini panik juga.

"Dia kan bawa karung jadi langsung dimasukin semua itu. Pas dipanggil Ketut di atas, langsung kabur orang itu." jelas Sudira mencoba mendeskripsikan.

Setelah peristiwa itu Sudira kemudian diberi pesan oleh anaknya bahwa 60 kain itu telah hilang.

Namun Sudira tidak melapor ke polisi.

Ia tetap tenang dan memberitahu anaknya, si karyawan baru, dan keluarga agar berdoa untuk bisa mendapat petunjuk dan pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian tersebut.

"Saya bilang anak (karyawan) itu tidak perlu dipermasalahkan. Saya dan istri juga ikhlas dan kita hanya berdoa agar bisa kembali. Nah, di lain sisi kita juga punya keyakinan kalau orang jual kain itu pasti ke Pasar Klungkung. Di sini pusat penjualan kain, di tempat lain gak bisa dia. Besoknya (3/5/2018) kita sudah merelakan, hanya banyak teman turut merasa kehilangan dan mereka juga berdoa.
Mungkin ada 70-an lebih teman yang doakan di halaman Facebook saya itu. Mungkin itu juga menjadi kekuatan yang mengembalikan kain itu," ujarnya merasa terharu.

Dan, apa yang terjadi? 60 kain seharga 12 juta itu tiba-tiba mampir ke tokonya di Pasar Klungkung pagi itu.

"Pas pagi itu datanglah orang itu, mau jual ke toko. Nah istri saya hafal kain motif Kalimantan yang kami buat. Itu satu-satunya di sini belum ada yang buat jadi kami hafal. Kemudian dibukanya, dia kaget dan grogi terus mau panggil satpam tetapi kedengaran sehingga pelaku lari meninggalkan lokasi." ujarnya.

Bagi Sudira, kejadian ini sangat unik dan juga ada campur tangan Tuhan. Karenanya, ia pun berterima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan kerabat serta teman-temannya.

Sudira meyakini kembalinya 60 helai kain tenun yang dicuri itu karena berkat doa-doa kerabatnya dan juga keyakinannya dengan keluarga,

"Kalau doa istri saya, saya pakai bahasa Bali ya, oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa semoga kain itu bisa kembali ke tempat saya begitu. Kita hanya harap begitu, dan juga doa teman di Facebook banyak. Ada yang bilang karena kita bekerja dengan Tuhan dan yakin akan Tuhan maka semuanya kembali. Dan pas kembali dan kita sampaikan ke teman-teman semua bersyukur. Kejadian aneh ini, termasuk kejadian aneh ini." tandas pria yang pernah bekerja di Dinas Perindustrian ini.

Sudira meyakini ini memang kejadian langka dan dia sendiri tak habis pikir.

Kini dia dan keluarga bersyukur karena kain tersebut sudah kembali ke tokonya. (Tribun Bali/Busrah Hisam Ardans)

Berita Terkini