Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS - Ojek Pujasera Terminal Depok yang 30 anggotanya bekas sopir angkot 112 rute Depok - Kampung Rambutan merupakan pengojek yang beroperasi di Terminal Terpadu Depok.
Penumpang mereka didominasi pengguna bus maupun angkot yang turun di Terminal Terpadu Depok.
Mereka tidak hanya beroperasi saat matahari muncul, tapi juga saat matahari terbenam.
Hal ini diutarakan Tusil (47) selaku satu anggota yang acapkali beroperasi di malam hingga pagi hari.
"Di sini ada yang narik (beroperasi) malam juga, saya salah satunya. Kalau narik malam jumlah anggotanya enggak tentu kadang lima, kadang tujuh, kadang 12. Enggak tentu lah, karena memang enggak ada aturannya," kata Tusil di Pancoran Mas, Depok, Sabtu (9/6/2018).
Orang-orang yang menjadi klien Tusil saat malam hari merupakan penumpang bus angkutan bandara Soekarno Hatta dan penumpang bus malam.
Mereka yang tiba di terminal saat kebanyakan orang sedang terlelap itulah yang menjadi yang coba digaet Tusil dan rekan-rekannya.
Baca: Bukber di Pospam, Kapolsek Pamulang Ingin Perkuat Pengamanan Jelang Lebaran
"Kita tawarin baik-baik, kalau yang dari kampung enggak punya duit buat naik ojek juga saya kasih tahu harus naik apa ke rumah saudaranya. Kita enggak mau kasar-kasar atau maksa orang. Mau orang dari daerah mana juga kita jelasin, karena di sini (Ojek Pujasera) enggak cuman satu suku saja," jelasnya.
Perihal keselamatan diri, Tusil mengaku tidak terlalu merasa khawatir bila dengan tindak Kriminal yang rawan saat malam.
Menurutnya, kejahatan seperti hipnotis hanya mampu dilakukan penjahat saat matahari masih bercokol.
"Kalau begal ya takut juga, tapi kalau penumpang yang ternyata hipnotis gitu saya enggak takut. Kan enggak ada orang dihipnotis waktu malam. Mungkin karena itu pantangan dari ilmu si penjahatnya juga," tutur Tusil.
Keberaniannya semakin bertambah saat mengenakan jaket Ojek Pujasera Terminal Depok yang berwarna merah.
Ia percaya penjahat cenderung enggan berurusan dengan "orang lapangan" seperti dirinya karena akan melawan balik.
"Kalau orang lapangan itu nekat, saya bukan orang yang satu tahun atau dua tahun di lapangan. Saya bekas sopir angkot, jadi enggak takut melawan kalau dikasarin. Penjahat kan pasti nyari orang yang enggak bakal melawan," ujarnya.