Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Warga Tangerang banyak yang panik dan tidak setuju terkait kebijakan PT Pertamina (Persero) yang menaikkan kembali harga bahan bakar nonsubsidi per 1 Juli 2018.
Somad, seorang warga Ciledug yang kesehariannya sebagai penjual sayur keliling tersebut mengaku jengkel akan kenaikan harga tanpa adanya pemberitahuan.
• Bawakan Official Theme Song Asian Games 2018, Via Vallen Trending No 6 di YouTube
"Tiba-tiba saja gitu, saya tadi isi bensin di daerah Graha Raya pas mau isi pertamax kok harganya naik? Jengkel juga gak ada woro-woro sebelumnya. Lah kita orang kecil kan bingung," ujar Somad sambil bernada tinggi di Tangerang, Senin (2/7/2018).
Ia pun juga mengungkapkan kekesalannya sebab tidak menyokong fasilitas pom bensin yang tak jarang antrean begitu mengular.
Sehingga, hal tersebut memakan waktu yang cukup lama.
• Setuju Pencarian KM Sinar Bangun Dihentikan, Lasma: Kalau Dapat pun Tubuh Anak Saya Sudah Hancur
"Udah main naikin harga, fasilitas pom banyak yang menurut saya tidak sebanding, sering ngantre panjang banget, struk tidak ada, tapi harga naik terus," keluh Somad.
Dari pemberitaan, PT Pertamina Persero menaikkan harga Pertamax mulai 1 Juli 2018.
• Meskipun Hasil Tes Urine Negatif Narkoba, Polisi Tetap Tahan Reza Bukan
Pasalnya, kenaikan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi ini berlaku di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Untuk harga Pertamax naik Rp 600 menjadi Rp 9.500 per liter, dilanjut harga Pertamax Turbo naik Rp 600 menjadi Rp 10.700 per liter.
Sementara harga Pertamina Dex naik Rp 500 menjadi Rp 10.500 per liter, dan Dexlite naik Rp 900 menjadi Rp 9.000 per liter.