TRIBUNJAKARTA.COM -- Satu medali emas cabang olahraga lari di Kejuaraan Atletik Dunia U-20 yang digelar IAAF berhasil ditorehkan oleh Lalu Muhammad Zohri.
Zohri, yang merupakan atlet dari Nusa Tenggara Barat, berhasil mengalahkan pesaingnya dari Inggris, Jepang, Jamaika, Swedia, Afrika Selatan dan Amerika Serikat di cabang lari 100 meter putra.
Prestasi yang ditorehkan membuat Indonesia bangga terhadap sosok Zohri.
Namun siapa sangka, dibalik kesuksesannya ternyata Zohri lahir dari keluarga yang sangat sederhana.
Dilansir dari akun Instagram hiburan @ndorobeii, Kamis (12/7/2018), terlihat rumah Zohri berdiri di atas lantai bersemen dan dikelilingi dinding kayu.
• Lalu Muhammad Zohri Raih Juara Dunia Lari 100 Meter, Sandiaga Uno Samakan dengan Superhero Ini
Sambil ditemani oleh kakak perempuannya, Fazilah, awak media diajak masuk ke kamar Zohri.
Terlihat atap kamar yang disanggah oleh bambu dan ditutup oleh anyaman gubuk.
Dindingnya pun diselimuti anyaman gubuk yang sudah mulai bolong dan mengelupas.
Sedang jendelanya ditutupi oleh koran-koran.
Di kanan pintu masuk kamar terdapat satu kasur dengan dipan kayu, tempat Zohri merebahkan badannya.
• Raih Juara Dunia Atletik U-20, Imam Nahrawi Janjikan Beasiswa untuk Zohri
Tak jauh dari kasur, ada lemari plastik.
Lemari yang berisi 5 rak itu diisi baju-baju Zohri.
"Iya ini baju-baju dia dari SMP. Ini lemari dia, baju sekolahnya, celananya, kainnya ini," ujar sang kakak sambil membereskan isi lemari baju Zohri.
Dilansir dari Warta Kota, Kamis (12/7/2018), Zohri tinggal di Dusun Karang Pangsor, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Kondisi rumahnya ternyata tak pernah berubah sejak dulu.
"Iya, sampai sekarang kondisi rumah masih sama," kata Fazilah.
Fazilah mengatakan rumah yang berlokasi di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara itu selalu dipakai Zohri ketika kembail ke kampung halamannya.
"Kami sudah pernah mengajukan bantuan ke Kepala Desa dulu. Tapi, nama kami tidak pernah keluar," kata Fazilah tentang kondisi rumah peninggalan kedua orang tuanya itu.
Meskipun masih menempati rumah itu, anak bungsu dari empat bersaudara itu sesekali juga tinggal bersama saudaranya yang lain.
Putra pasangan almarhum Lalu Ahmad Yani dan almarhumah Saeriah itu bercita-cita memperbaiki rumah di kampung halamannya jika telah mencapai kesukesan.
"Belum (direnovasi). Dia akan memperbaiki rumah orang tua setelah benar-benar sukses," papar Fazilah.
Fazilah menuturkan Zohri merupakan pribadi yang pendiam.
Namun begitu, Zohri memang berencana membeli tanah di luar kampungnya di Dusun Karang Pangsor jika sudah mampu.
"Kami tidak pernah mengetahui masalah pribadi Lalu. Dia tidak ingin menyusahkan kakak-kakaknya atau keluarganya yang lain. Dia akan berusaha sendiri selama dia mampu," ujar kakak sulung itu.
Sebelum meninggal, ayah Lalu Muhammad Zohri pernah mendoakan agar putranya selalu sukses mencapai cita-citanya.
• Kemenpora Janjikan Bonus Untuk Lalu Muhammad Zohri
Dikutip TribunJakarta.com dari situs resmi Asosiasi Internasional Federasi Atletik (IAAF) pada Rabu (11/7/2018) mencatatkan, dalam 32 tahun sejarah kejuaraan tersebut, penampilan terbaik atlet Indonesia adalah finis posisi ke-8 pada 1986.
Namun, semua itu berubah ketika Zohri berhasil mencapai garis akhir dalam waktu 10,18 detik atau sekitar 1,2 meter per detik.
Kemenangan Zohri begitu spesial karena ia mampu mencetak rekor baru U20 dengan catatan waktu 10,18 detik.
Dia mengungguli duo sprinter asal Amerika Serikat, yaitu Anthony Schwartz dan Eric Harrison, yang masing-masing mencatatkan perolehan waktu 10,22 detik.
"Sekarang, saya akan mempersiapkan Asian Games untuk bulan depan," kata atlet berusia 18 tahun itu dikutip dari Kompas.com.
"Saya sangat bangga. Ini adalah pengalaman yang luar biasa dan sangat bagus untuk karier saya," imbuhnya.
• Berhasil Harumkan Nama Indonesia, Ini Kata Muhammad Zohri untuk Asian Games
Dia tampak diapit oleh Schwartz dan Harrison yang masing-masing membawa bendera AS ketika berfoto bersama.
Zohri dilaporkan tampak percaya diri dalam babak penyisihan pada Selasa lalu dengan catatan waktu 10,30 detik.
Kemudian, dia berada di urutan kedua pada semifinal dengan perolehan waktu 10,24 detik. Zohri telah mengukir prestasi di tingkat Asia sebagai juara lari 100 meter U-20 pada awal tahun ini.
Bingung mencari bendera Indonesia
Kemenangan Zohri tak terduga sebelumnya.
Dilansir dari Kompas TV, saat mencapai garis finis ia langsung sujud syukur di arena lomba.
Ia pun sempat loncat-loncat kegirangan.
Karena kemenangannya tak diprediksikan dan dipersiapkan, ia sempat kebingungan mencari bendera Merah Putih ke tribun.
"Momen yang sangat menakjubkan. Kita harus memberikan bendera (Merah-Putih) untuknya. Supaya bisa merayakan kemenangan," ujar sang komentator saat acara berlangsung.
Akhirnya seseorang "menemukan" bendera Indonesia dan Zohri pun dengan bangga berselebrasi.