Menurut SBY, hal itu disepakati dalam pembicaraan antara dirinya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Senin (30/7/2018).
SBY mengatakan, dalam peremuan tersebut diidentifikasi apa saja yang dihadapi rakyat miskin yang menurut dia angkanya mencapai sekitar 100 juta orang.
"Kami sepakat bahwa persoalan yang dihadapi mereka itulah yang harus dijadikan prioritas pemimpin dan pemerintahan mendatang untuk mengatasinya secepat-cepatnya," ujar SBY yang berdiri di samping Prabowo.
SBY mengaku selama ini memperhatikan hasil survei berbagai lembaga soal tingkat kepuasan publik atas kinerja pemerintahan Joko Widodo.
Selain itu, ia mengaku sering mendengar keluhan rakyat di daerah. Menurut SBY, rakyat mengalami kesulitan mendapat pekerjaan, pendapatannya pas-pasan, daya beli rendah karena harga-harga barang naik.
Untuk itu, kata dia, alokasi sumber daya harus diutamakan untuk mengatasi kesulitan rakyat itu.
"Kepemimpinan yang akan datang mestinya pemimpin yang mampu dan mau mengatasi masalah rakyat itu," ujar Presiden keenam RI itu.
Pertemuan ini adalah lanjutan dari pertemuan yang digelar di kediaman SBY pada pekan lalu. Demokrat dan Gerindra menjajaki peluang koalisi menghadapi Pilpres 2019.
SBY Sarankan Prabowo Tidak Buat Visi Misi yang Muluk-muluk
Susilo Bambang Yudhoyono menyarankan agar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak menyampaikan visi misi yang muluk-muluk jika menjadi calon presiden 2019-2024.
"Saya harap jangan panjang lebar dan muluk-muluk, malah nanti tidak bisa ditepati, karena rakyat ingat," kata SBY dalam jumpa pers bersama Prabowo, di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, Senin (30/7/2018).
Mendengar ucapan SBY tersebut, jajaran elite Partai Gerindra dan Demokrat yang hadir bertepuk tangan sambil tertawa. Prabowo yang berdiri di samping SBY juga ikut tersenyum.
"Yang simpel dan konkret saja, yang penting bisa dilaksanakan dengan baik," sambung SBY.
SBY menambahkan, kerja sama politik yang dibangun Gerindra dan Demokrat dilandasi oleh kondisi masyarakat yang makin sulit.
Selama dua jam, ia dan Prabowo mengaku membicarakan berbagai persoalan yang dihadapi rakyat, terutama golongan tidak mampu dan miskin yang jumlahnya sekitar 100 juta orang.
"Kami sepakat bahwa persoalan yang dihadapi itu yang dijadikan prioritas pemerintahan akan datang untuk cepat mengatasinya," kata dia. (Kompas.com)