TRIBUNJAKARTA.COM - Sudah lama pemandangan Padang Arafah di Arab Saudi tampak menghijau.
Dari Jabal Rahmah, suasana gersang dan tandus tidak lagi terlihat di kawasan tersebut.
Meski hanya ada satu jenis pohon yang tumbuh, warna hijau daunnya paling tidak bisa menyegarkan mata.
Pohon setinggi kurang lebih tiga meter hingga empat meter menjadi tempat berlindung para jemaah haji yang menjalankan wukuf.
Panas terik udara padang pasir Jazirah Arab paling tidak akan terkurangi dengan kesejukan dari pepohonan yang tumbuh di Arafah.
Tentu hal tersebut berkat kerja keras pemerintah Arab Saudi yang konsisten menghijaukan gurun.
Soekarno Naik Haji
Kondisi Arafah yang hijau royo-royo, tak terlepas dari peran dan gagasan Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Ide penghijauan Arafah muncul ketika Bung Karno melaksanakan ibadah haji pada 1955.
Saat itu Bung Karno mengutarakan gagasannya melakukan penghijauan kepada Pemerintah Arab Saudi yang dipimpin Raja Fahd bin Abdul Aziz.
Ide tersebut pun ditindaklanjuti.
Bung karno membuat tim yang diisi orang ahli kehutanan untuk mencari pohon yang cocok ditanam di padang yang terletak 22 km sebelah tenggara Masjidil Haram ini.
Kemudian dibawalah bibit pohon yang sanggup tumbuh di lahan tandus langsung dari Indonesia.
Nama pohon tersebut mindi (melia azedarach) dan mimba (azadirachta indica).
Namun generasi tua Arab Saudi lebih mengenalnya dengan nama Syajarah Karno atau Pohon Karno (Soekarno).
Hal ini mengacu pada sang penyumbang benih yakni Bung Karno.
Untuk mendukung pertumbuhan pohon itu, dibawa pula tanah subur dari Indonesia dan Thailand.
Untuk penyiraman, di bawah tanah dipasang pipa air dan setiap pohon mendapatkan satu keran air sendiri.
Upaya itu membuahkan hasil. Sejak bertahun-tahun lalu, Arafah hijau royo-royo.
Kelestarian pohon itu diharapkan tetap terjaga meskipun 3,5 juta lebih jemaah akan datang, baik saat menunggu maupun saat wukuf berlangsung.
Di kawasan tertentu, Syariq Mansyur Makah misalnya, puluhan pohon mimba tumbuh kokoh dengan tinggi sekitar 10 meter.
Denda bagi Perusak
Dam alias denda di berlakukan bagi jemaah yang merusak tumbuhan, di antaranya mencabut rumput dan mematahkan ranting pohon.
Dam berupa memotong seekor kambing tentu akan menjauhkan jemaah dari perbuatan, misalnya, mematahkan dahan atau ranting Pohon Soekarno.
• Polisi Awasi dan Jaga Keamanan Joni Si Pemanjat Tiang Bendera
• Serda Ambar, Paspampres Cantik Anak Pengepul Barang Bekas yang Sering Bantu Sang Ibu Jualan Sayur
• Merengek Minta Mainan ke Sang Pengasuh, Rafathar Justru Disuruh Raffi Ahmad Temui Nagita Slavina
Sayangnya, meski saat ini pohon mindi dan mimba tumbuh subur di Padang Arafah, di Indonesia sendiri sekarang justru sangat langka.
Bahkan mindi dan miba telah masuk kategori 10 tanaman langka bersama raflesia arnoldi, balam suntai (Palaquium walsurifolium), bayur (Pterospermum sp), dll. (Yoyok Prima/Intisari)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Sejarah Pohon Soekarno yang Membuat Padang Arafah Menjadi Hijau,