Sindiran-sindiran kecil pun keluar dari pidato formal terakhirnya. Misalnya, setelah membacakan kalimat pengunduran dirinya, Sandiaga langsung berkelakar banyak yang berbahagia atas pengundurannya itu.
"Banyak yang senyum ini kelihatannya," ujar Sandiaga.
Mereka yang hadir dalam rapat paripurna pun tertawa. Sandiaga tidak menghiraukan dan langsung melanjutkan pidatonya.
Dia kemudian juga menyindir DPRD DKI Jakarta. Dia mengaku akan merindukan ruang VIP, tempat para pimpinan menunggu rapat paripurna dimulai.
Sebab, di sana selalu dipenuhi makanan-makanan enak. Namun, juga dipenuhi bau asap rokok.
Padahal, kata Sandiaga, perda larangan merokok dibuat di gedung yang ditempati anggota Dewan ini.
"Makanannya selalu enak di situ dan selalu tercium aroma rokok. Walaupun perdanya diciptakan di ruangan ini juga," kata Sandiaga.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Curhat, Maaf, hingga Sindiran dalam Pidato Terakhir Sandiaga