Ia menyebut 'Strategi 55', yakni strategi sukses pilpres dengan suara dukungan hasil pemilu berdasarkan sumbangan dari masing-masing partai.
Rinciannya, Gerindra sebanyak 25 persen, Demokrat 15 persen, PAN 8 persen dan PKS 7 persen.
"Strategi Koalisi empat partai ini akan dinamakan Strategi 55. Apa itu? Sukses pilpres dengan suara dukungan hasil pemilu diharapkan Gerindra 25%, Demokrat 15%, PAN 8% dan PKS 7%. Inilah yang harus publik ketahui dan sengaja diumumkan agar mendapat dukungan," tulis Andi Arief.
Seperti yang ia tuliskan sebelumnya, perbedaan pendapat dan strategi dalam koalisi tersebut tak bermasalah jika diketahui publik.
Sebab, lanjutnya, itu cara efektif mengurai perbedaan.
"Biarlah perbedaan pendapat dan perbedaan strategi empat partai initerus bergulir di ruang publik, karena itulah cara efektif mengurai perbedaan mendapatkan cara persatuan. Tetapi sejak 23 September nanti semua akan melangkah dengan nafas kemenangan yang sama," tulis Andi Arief.
Demokrat 'main dua kaki'
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief angkat bicara terkait tudingan politik dua kaki dalam Pilpres 2019.
Partai Demokrat disebut tak sepenuh hati dalam mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Penelusuran TribunJakarta.com DPP Partai Demokrat bahkan memberikan dispensasi khusus kepada pengurus partainya di Papua termasuk Lukas Enembe yang memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Alasannya dukungan tersebut diberikan karena kader Demokrat di Papua menginginkan partai mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Andi Arif lantas mengatakan politik dua kaki sesuai dengan perintah Ketua Umum Partai Demokrat, SBY.
Hal tersebut disampaikan Andi Arief melalui media sosial, Twitternya pada Selasa (11/9/2018).
"Soal Demokrat dua kaki jadi rame. Perintah Ketua Umum SBY itu jelas memang dua kaki," tulis Andi Arief.
Andi Arief lantas menjelaskan perintah yang diberikan oleh SBY.