Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, DEPOK - Wa Ode Siti Zuhroh Badiah (32) mengaku sempat ingin bunuh diri karena merasa tak dapat menghidupi dua buah hatinya Azzhara Yuriko Akhmad (4) dan Keisha Zanneta Faiza (1).
Akhmad Fauji (33) suami Wa Ode, pihak keluarga besar, hingga tetangga yang diduga menelantarkannya kian membuat niat bunuh diri menguat.
Tapi keyakinan tuhan akan membantu dan senyum kedua buah hatinya membuat Wa Ode mengurungkan niat pemilik gelar S1 Hukum Perdata itu.
"Belum lama ini saya sempat niat mau bunuh diri, waktu itu saya sudah enggak kuat lagi dengan kondisi sekarang. Anak kelaparan, suami, keluarga besar, lingkungan seperti enggak peduli sama saya. Untung saya masih ingat Allah dan anak-anak saya," kata Wa Ode di Limo, Depok, Jumat (29/9/2018).
Dengan tegar Wa Ode mengaku bila kedua orangtuanya bercerai karena alasan sang ayah diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepadanya almarhum ibunya.
Seperti ayahnya, Akhmad juga diduga melakukan KDRT sejak menikahi Wa Ode pada bulan November 2011 lalu hingga kini mereka tak lah tinggal satu atap.
Wa Ode menyebut pernah nyawanya nyaris terancam saat Akhmad diduga menghantam bagian lehernya menggunakan benda tumpul seperti batu.
Dugaan KDRT itu berawal saat Wa Ode meminta uang makan kepada Akhmad yang sedang menjalankan bekerja sebagai satpsm di sebuah kampus kawasan Ciputat.
Karena Akhmad menolak memberikan uang, Wa Ode meminta kembali sepeda motor jenis sport yang uang cicilannya diduga merupakan miliknya.
Akhmad yang diduga menghantam bagian leher Wa Ode karena kesal sepeda motor tunggangannya hendak diminta kembali.
Tak berhenti di situ, Wa Ode merasa dimanfaatkan suaminya karena meski dua kali keguguran, Akhmad diduga tetap tak peduli karena menyuruhnya lekas bekerja kembali.
"Saya sempat dua kali keguguran pas kerja jadi call center sama dth admin. Waktu kerja sering capek dan stres, gerak sedikit pendarahan. Tapi pas saya dirawat itu suami malah bilang 'Pokoknya nih ya,abis dari sini lo kerja lagi'. Sekarang masih belum cerai karena enggak ada biaya," tuturnya.
Di rumahnya, Akhmad juga diduga melakukan kekerasan verbal serta fisik.
Wa Ode menyebut, setelah kisah pilunya viral di media sosial Akhmad yang diduga berselingkuh atau menikah sirih dengan perempuan lain sempat datang ke rumah.
Meski menerima kedatangan Akhmad, Wa Ode kukuh pada pendiriannya yang ingin segera berpisah sejak hari pertama mereka menikah.
"Dia datang minta maaf, saya terima tapi saya tetep mau cerai. Sekarang statusnya gantung karena saya enggak punya uang untuk proses sidang. Buat makan saja susah apalagi buat sidang," kata Wa Ode.
Menurut Wa Ode, Akhmad pernah mengajukan gugatan cerai istrinya di Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada Oktober 2017 lalu.
• Viral Bawa Dua Anaknya Narik, Driver Ojek Online Wanita Ini Ungkap Alasannya
• Menakar Peluang Keponakan Prabowo Jadi Wakil Gubernur DKI dan Prosedur Pembahasan di DPRD DKI
Tapi karena Akhmad diduga kerap tidak hadir di persidangan dan menolak membayar nafkah Iddah dan Mut'ah sesuai ketentuan agama Islam, majelis hakim tak dapat menutus cerai.
"Waktu sidang dia sering enggak hadir, terus dia juga enggak mau bayar nafkah Iddah sama Mut'ah jadi hakim enggak bisa mutus cerai," ucapnya.
Saat masih tinggal satu atap, Akhmad juga diduga melakukan pelecehan seksual dan kekerasan verbal kepada dua putrinya.
Perihal kekerasan terhadap anak, Wa Ode menyebut kejadian berawal saat Azzhara berusia satu tahun dan baru belajar berbicara.
Kala itu Azzhara berada di teras rumah dan menunggu kedatangan ayahnya yang baru pulang kerja untuk sekedar bermain bersama.
"Azzhara pernah diri depan pintu pas suami pulang. Si kakak nanya 'Ayah sudah makan belum, sudah mandi belum?' Terus suami malah jawab 'ngapain nanya kayak orang gila'. Anak saya sedih dengar ayahnya ngomong seperti itu," kata Wa Ode.
Setelah mendengar ucapan ayahnya, Wa Ode menyebut Azzhara segera masuk ke dalam dan hanya duduk dengan tatapan kosong untuk beberapa saat.
Wa Ode menjelaskan Azzhara kini trauma setiap melihat atau ditanya apakah ingin bertemu ayahnya kembali.
Namun karena sedari lahir diduga tak mendapat perhatian ayah, Azzhara tak pernah takut atau malu bertemu pria selain ayahnya.
"Sekarang dia trauma, enggak mau ketemu ayahnya. Tapi kalau ketemu laki lain dia enggak takut atau malu. Justru dia meluk dan minta dipangku. Kalau lagi istirahat di jalan pas ngojek juga seperti itu. Mungkin karena dari kecil saya doang yang mengurus, enggak ada sosok ayah," ujarnya.
Hingga kini, Wa Ode sendiri mengaku belum melaporkan kasusnya ke polisi karena percaya bahwa penanganan kasus dan visum nantinya membutuhkan biaya besar.
Sementara rata-rata penghasilan menjadi pengemudi ojek online pengantar barang dalam satu hari hanya berkisar di angka Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu RT rupiah.
"Saya belum lapor polisi karena untuk penanganan dan visumnya pasti butuh biaya mahal. Saya buat makan saja susah apalagi, kalau nanti bikin laporan harus keluar uang. Selain makan saya juga harus bayar bensin, listrik, sama biaya servis motor," akunya.