Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo menyindir oknum penegak hukum yang memihak dan mendukung kepada salah satu kubu.
Jelang Pilpres 2019, diketahui kubu pro pemerintah dan oposisi saling berusaha merebut dukungan dari masyarakat.
Dukungan tersebut rupanya tak jarang datang juga dari oknum penegak hukum , yang semestinya netral.
Sudjiwo Tedjo menganalogikan oknum penegak hukum tersebut sebagai timbangan buah.
Menurut Sudjiwo Tedjo timbangan buah kinerjanya akan bermasalah.
• Gempa Bumi di Donggala dan Palu, Sudjiwo Tedjo: Yang Tertimpa Musibah Belum Tentu Celaka
• Ungkap Hal Mulia di Pilpres 2019, Sindiran Sudjiwo: Sudah Terlalu Lama Bangsa Ini Munafik
TONTON JUGA
Apabila timbangan tersebut mendukung atau memihak salah satu buah.
"Timbangan buah akan bermasalah kalau sudah mulai mendukung salah satu buah, duku atau salak," tulis Sudjiwo Tedjo.
Sudjiwo Tedjo mengatakan timbangan tersebut akan tetap berat sebelah meski sudah dikalibrasikan dengan kitab suci dan ilmu pengetahuan.
Dikutip TribunJakarta.com dari berbagai sumber kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
• Sudjiwo Tedjo Ungkap Cara Memenangkan dan Mengalahkan Prabowo Subianto
• Dipuji Said Didu Saat Bagikan Kisah Soal Relawan, Sudjiwo Tedjo: Ini Penghinaan
"Mau dikalibrasi dgn Kitab Suci maupun Science, timbangan seperti itu akan tetap berat sebelah," tulis Sudjiwo Tedjo.
Sudjiwo Tedjo lantas menjelaskan, sebaiknya seseorang yang merasa sebagai penegak hukum tak semestinya mendukung atau memihak kepada salah satu kubu.
"Maka kalau kamu merasa bernasib jd timbangan, baiknya gak usah jd pendukung," tulis Sudjiwo Tedjo.
Hal tersebut disampaikan Sudjiwo Tedjo melalui media sosial Twitternya.
Pernyataan yang dicuit sekitar satu jam lalu itu sudah disukai lebih dari 200 orang.
Penelusuran TribunJakarta.com, hukum dilambangkan dengan seorang perempuan yang disebut sebagai Dewi Keadilan yang tertutup matanya.
Dewi Keadilan itu memegang timbangan dan pendang.
Lambang timbangan diartikan hukum tidak pernah memihak.
Sudjiwo Tedjo Soroti Sikap Politik Alissa Wahid dan Yenny Wahid
Sudjiwo Tedjo menyoroti perbedaan sikap politik Alissa Wahid dan Yenny Wahid.
Alissa Wahid diketahui memimpin gerakan Gus Durian, sedangkan Yenny Wahid Kader Gus Dur.
Awalnya Sudjiwo Tedjo membahas soal perkataan yang sering diucapkan Gus Dur, 'gitu aja kok repot'.
Menurut Sudjiwo Tedjo pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Pasalnya menurut Sudjiwo Tedjo Gus Dur justru kerap membuat dirinya kerepotan.
“Gitu aj kok repot,” ikon Gus Dur. #Sastrajendra /paradoksnya, Gus Dur sendiri malah sll bikin repot," tulis Sudjiwo Tedjo.
Hal tersebut disampaikan Sudjiwo Tedjo melalui media sosial, Twittenya pada Kamis (27/9/2018).
Ia lantas membeberkan dua alasan mengapa Gus Dur membuat repot.
Pertama soal perbedaan sikap politik Gus Durian yang dipimpin Yenny Wahid dan Kader Gus Dur yang dipimpin Alissa Wahid.
"Hari2 ini bikin repot soal beda Jaringan Gusdurian yg netral dan Kader Gusd Dur yg berpolitik," tulis Sudjiwo Tedjo.
Kedua Sudjiwo Tedjo mengatakan setiap melewati wilayah Jombang, Jawa Timur Gus Dur selalu membuat hatinya repot.
Pasalnya Sudjiwo Tedjo mengaku tak enak bila tak mengunjungi makam Presiden ke empat itu.
"Tiap aku lewat Jombang, jg sll bikin repot hatiku: kalau nggak nyekar, ndak enak," tulis Sudjiwo Tedjo.
Pantauan TribunJakarta.com cuitan tersebut disukai lebih dari 100 orang.