Gempa di Donggala

Cerita Korban Selamat Gempa Palu: Terbanting di Dalam Rumah, Merangkak Keluar dan Anak Kelaparan

Penulis: Kurniawati Hasjanah
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ihsan Fadilah Korban Selamat Gempa dan Tsunami Palu

TRIBUNJAKARTA.COM - Korban selamat gempa Palu, Ihsan Fadilah, mengungkapkan pengalamannya saat terjadinya peristiwa gempa dan tsunami.

Diketahui, gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, terjadi pada Jumat empat hari lalu.

Kala peristiwa terjadi, Ihsan menyatakan ia baru saja kembali dari pekerjaannya.

"Saya kebetulan baru pulang kantor pukul 5.55 Wita, saya masuk ke rumah dan ambil anak saya yang kecil," tuturnya.

"Baru mau samperin itu, itu sudah langsung terbanting kita didalam rumah dan enggak bisa apa-apa lagi," sambungnya.

Ihsan mengatakan, ketika kejadian di dalam rumah terdapat lima orang yaitu dua buah hatinya, istri, ibunda serta dirinya.

"Sempat berhenti sejenak (red: gempa), lari keluar merangkak," tuturnya.

Sesampainya di halaman rumah, Ihsan baru menyadari jika api di kompor belum dimatikan.

Hingga kemudian, ia kembali ke dalam untuk mematikan api tersebut.

"Saya ingat kompor menyala besar, saya langsung matikan dan tarik gasnya keluar karena api masih menyala," ungkapnya.

Kemudian, saat gempa kedua terjadi terdapat suara yang disebut likuifaksi.

"Ada orang teriak-teriak 'air-air', padahal rumah saya jaraknya jauh dari jembatan kuning sekitar 8 kilometer," paparnya.

Setelah pagi harinya, Fadilah menyatakan, di belakang rumahnya terdapat banyak lumpur dan jenazah tetangganya.

Fadilah menegaskan, saat malam hari, ia tak bisa membantu tetangga belakang rumah karena kondisinya yang gelap.

"Tetangga saya kebanyakkan ibu-ibu dan suaminya kerja di luar, jadi kita kumpul di depan halaman rumah saya karena luas," imbuhnya.

Halaman
123

Berita Terkini