Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar
TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Badan Nasional Penanggulana Bencana (BNPB) berdasar laporan sementara menaksir kerusakan dan kerugian bencana di Sulawesi Tengah mencapai Rp 15,29 triliun.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam jumpa media di Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (26/10/2018).
"Laporan sementara hitung cepat kerusakan dan kerugian di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong per 23 Oktober 2018, sebesar Rp 15,29 triliun," ujar Sutopo.
Sutopo menjelaskan, tim hitung cepat menggunakan metode hitung cepat atau quick count, dengan melihat dari lima sektor, yaitu pemukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial budaya, dan lintas sektor.
Adapun wilayah terdampak bencana yang memiliki angka kerusakan dan kerugian yang paling besar adalah Kota Palu, yaitu sebesar Rp 7,6 triliun.
Diikuti oleh Kabupaten Sigi sebesar Rp 4,9 triliun, Donggala sebesar Rp 2,1 triliun, dan Parigi Moutong Rp 631 miliar.
“Tentu data tersebut juga akan bergerak dinamis seperti di Lombok, karena jumlah kerugian juga berdasarkan data bangunan berapa, insfrastruktrur berapa, ekonomi produktif gimana,” ujar Sutopo.
Sebelumnya BNPB melansir, hingga Kamis (25/10/2018) pukul 05.00 WIB, sebanyak 2.081 orang meninggal dunia di Kota Palu dan wilayah terdampak lainnya akibat gempa dan tsunami.
Selain itu, saat ini korban luka berat dan ringan sebanyak 10.679 orang, yang dirawat di sejumlah rumah sakit yang berada di Kota Palu dan sekitarnya.
Sedangkan jumlah pengungsi pada hari ini sebanyak 82.725 orang, yang tersebar di wilayah Sulawesi Tengah dan di luar provinsi.