Tsunami di Banten

Kisah Istri Herman Seventeen di Balik Pemakaman Suaminya 'Almarhum yang Pertama Dikuburkan Disini'

Penulis: Kurniawati Hasjanah
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juliana Moechtar dan Herman Seventeen

TRIBUNJAKARTA.COM - Istri Herman Seventeen, Juliana Moechtar kisah di balik pemakaman suaminya.

Kisah tersebut dibagikan istri Herman Seventeen melalui laman Instagramnya pada Sabtu (29/12/2018).

Sebagaimana diketahui, Herman Seventeen menjadi korban tsunami di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten.

Herman Seventeen ditemukan tewas pada Minggu (23/12/2018).

Kompleks DPR RI, Kalibata menjadi tempat peristirahatan sementara Herman sebelum diboyong menuju Ternate menggunakan pesawat Batik Air dari Bandara Soekarno-Hatta pada Senin lalu (24/12/2018).

Herman Seventeen bersama personil grup bandnya menjadi korban tsunami di Banten kala mengisi acara gathering PLN.

Saat Seventeen membawakan lagu kedua, tsunami menerjang kawasan tersebut.

Kini Herman Seventeen telah dimakamkan di pemakamam keluarganya, Ternate.

Istri Herman Seventeen menyatakan, banyak yang menanyakan alasan mengapa hanya ada kuburan suaminya di pemakaman tersebut.

Keadaan sekeliling Komplek Lelang Lama di Kecamatan Sumur yang pora-poranda setelag diterjang Tsunami di Banten, Kamis (27/12/2018). (TribunJakarta/Ega Alfreda)

Juliana Moechtar pun mengungkapkan, pemakaman tersebut merupakan makam keluarga.

Ketika Herman Seventeen masih hidup, sang ayah kerap menceritakan jika telah menyiapkan pemakaman keluarga bagi mereka.

Kala itu, ayah Herman Seventeen menceritakan kepada anak seraya membersihkan tanah tersebut.

Pengumuman Akhir Dirilis, Kemenkumham Pastikan Biaya Akomodasi dan Penginapan Peserta CPNS 2018

Teka-teki Hubungannya dengan Reino Barack, Syahrini Pamer Belajar Masak di Jepang dan Didoakan Nikah

Dilecehkan Atasannya Lalu Dipecat, Ini Kisah RA Staf Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan

Istri Herman Seventeen menuturkan, pemakaman itu terletak di belakang rumahnya sehingga ketika selesai salat mereka langsung bisa datang mengaji.

Bahkan, anak Herman Seventeen juga leluasan untuk datang berdoa ke makam ayahnya.

Follow Juga:

Juliana Moechtar menegaskan, ternyata sosok suaminya lah yang menjadi orang pertama yang dikuburkan di pemakaman tersebut.

"Dan namanya takdir dan umur rahasia Allah, almarhum yang pertama dikuburkan  disini," ucap istri Herman Seventeen.

Selain itu, istri gitaris Seventeen itu mengatakan mengenai kepolosan anak keduanya yang kerap kali mengunjungi makam ayah.

Istri Herman Seventeen (Instagram @julianamoechtar)

Juliana Moechtar menegaskan, anak keduanya kerap kali membawa ponsel temannya dan mengunjungi tempat sang ayah untuk menunjukkan jika sosok

ayahandanya ada di ponsel temannya tersebut.

"Dengan polos dia datang dan duduk di samping makam, menunjukkan ponsel dan berbicara 'papa papa ada papa di hp teman Hisyam'", ungkap istri Herman Seventeen.

Melihat tingkah polos sang anak, istri Herman Seventeen mengungkapkan Insya Allah anaknya telah ikhlas dan mengerti akan kepergian sang ayah.

Manajemen Rasakan Perbedaan Dengar Lagu Kemarin & Mimpi Herman Seventeen Soal Wafat di Pangkuan Kiai

Herman Seventeen Dimakamkan, Istri Ungkap Kebiasaan Anak: Usai Salat Subuh Selalu Kunjungi Papa

Kendati demikian, tingkah laku kepolosan anaknya itu memang membuat mereka kuat.

Sebelum mengungkapkan kisah di balik pemakaman suaminya, Istri Herman Seventeen itu mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan publik.

Ia meminta maaf tak bisa membalas pesan dukungan itu satu per satu.

Postingan Istri Herman Seventeen (Instagram @julianamoechtar)

Said Bajuri Teringat Herman Seventeen

Gitaris band Seventeen, Herman Sikumbang sempat membuat lagu berjudul Kemarin untuk Haul ke- 9 Gus Dur.

Menurut kerabat dekat Herman, Saleh Ali atau akrab disapa Said Bajuri, lagu itu secara tak sengaja diperuntukkan untuk mendiang gitaris Seventeen sendiri.

Herman Seventeen meninggal akibat terjangan tsunami di pantai Anyer, Pandeglang, Banten.

"Sejarah lagu dibikin untuk Haul Gusdur kemarin, tanpa disengaja juga lagu itu buat dirinya sendiri," ungkap Said Bajuri di kediaman Herman, Kalibata, Jakarta Selatan pada Senin (24/12/2018).

Kerabat dekat Herman Sikumbang, Saleh Ali atau akrab disapa Said Bajuri pada Senin (24/12/2018). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Selain itu, lanjut Said, lagu itu mengandung lirik yang menyiratkan kesedihan akan kepergian sosok Gusdur.

"Lagunya enak ya, dan sedih juga kita dengarnya. Saya enggak kepikiran denger lagu itu buat Herman, itu memang buat Haul Gus Dur. Itu lagu terakhirnya yang dia buat. Kita enggak nyangka kalau itu lagu terakhirnya dia," tuturnya.

Sementara itu pantauan TribunJakarta.com, beberapa kerabat korban masih mendatangi kediaman Herman Seventeen yang bertempat di Kompleks DPR-RI, Kalibata, Pancoran.

Nantinya, akan digelar doa bersama di kediamannya tersebut.

"Nanti malam ada tahlilan selama 7 hari dan tanggal 26 hari rabu ada pengajian juga," tandasnya.

Berita Terkini