Margin of Error Tinggi, Bawaslu Sangsi dengan Survei yang Digandeng KPU Tangsel

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komisioner Bawaslu Tangsel divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga, Slamet Santosa, di kantor KPU Tangsel, Rabu (9/1/2019).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Komisioner Bawaslu Tangsel divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga, Slamet Santosa, sangsi terhadap hasil survei yang dirilis KPU Tangsel.

KPU Tangsel menggelar survei dengan menggandeng lembaga survei Arus Survei Indonesia (ASI).

Diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, KPU Tangsel bersama ASI, merilis hasil survei bertajuk "Tingkat Partisipasi Masyarakat Kota Tangerang Selatan Menjelang Pemilu Serentak 2019" di kantor KPU Tangsel, Rabu (9/1/2019).

Namun, ASI hanya menyurvei 120 responden dari empat kecamatan, yakni Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang dan Pondok Aren.

Menggunakan metode multi-stage random sampling, ASI mengambil 30 responden per kecamatan.

Empat kecamatan itu dinilai sebagai wilayah yang tingkat partisipasinya paling kecil, berkaca dari pemilu sebelumnya pada tahun 2014.

Kecilnya jumlah responden membuat survei tersebut memiliki margin of error cukup tinggi, yakni 8%.

"Kalau saya melihatnya secara akademisi saja ya, jadi validitas dan reliabilitas data itu terletak Pada proses wawancara yang dilakukan. Jadi di situ ada margin of error berapa persen ketika yang diwawancara benar, tidak termodifikasi, itu akan memungkinkan datanya valid."

"Yang jelas margin of error yang menjadi patokan ada 8%, itu validitas datanya kita kurangi, jadi kepercayaan kita ya berkurang," jelas Slamet.

Slamet menyontohkan kesangsiannya itu, dengan memperkirakan data yang disebut ASI potensi politik uang mencapai 35%, ia berani mengatakan di lapangan hanya sekira 25%.

"Kalau melihat margin erornya yang cukup tinggi, itu saya masih mempertimbangkannya dengan margin eror 8%, artinya ketika umpama ada 35% yang identik dengan politik uang, itu mungkin yang di lapangan hanya sekitar 25%," jelasnya.

Nemun begitu, Slamet melihat upaya melakukan survei untuk mengidentifikasi titik golput agar bisa memiliki strategi untuk mengatasinya, sebai upaya yang baik

Bawaslu Jakarta Utara Bakal Periksa Tina Toon Terkait Perusakan Spanduk Kampanye

KPU Tangerang Selatan Gandeng Lembaga Survei Identifikasi Besarnya Angka Golput

Ia berharap anggaran untuk melakukan survei tersebut bisa ditambah pada kesempatan selanjutnya.

"Ya baru tahun ini, ya saya melihat ini juga upaya yang baik dari KPU, semoga nanti ke depannya dianggarkan yang cukup agar hasil surveinya lebih memuaskan," harapnya.

Berita Terkini