Kisah Bocah Bernama Tahanan PBB dan Tahanan PBB 2, Ditampung di Manado Karena Tak Boleh Pulang

Editor: Erlina Fury Santika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tahanan PBB, adalah anak dari pasangan imigran asal Afganistan yang ditahan di Rudenim Manado.

TRIBUNJAKARTA.COM, MANADO - Kabar terbaru dua bocah bernama Tahanan PBB dan PBB Dua penghuni Rumah Detensi Imigrasi  (rudenim) Manado.

Dua bocah ini sempat viral dan menjadi sumber pemberitaan berbagai media massa pada 2017 silam. 

Pasalnya, nama yang diberikan orangtua mereka dianggap tak lazim bagi masyarakat yakni Tahanan PBB dan Tahanan PBB 2. 

Nama itu diberikan oleh sang ibu yang mengaku jengkel terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Senin (14/1/2019) pagi, tribunmanado.co.id sempat bertemu sejenak saat mereka akan berangkat sekolah.

Wajah kedua mereka tampak ceria, kontras dengan cuaca Manado yang mendung pagi itu.

Saat itu ditemui, mereka bersama saudaranya yakni Zahra dan Sajad.

"PBB, UNHCR dan IOM menolak permintaan suaka kami, lantas menjadikan kami tahanan," kata Zahra, Kakak Tahanan PBB yang didampingi saudaranya Sajad, Senin (14/1/2019) pagi.

Dikatakan Zahra, mereka sekeluarga lari dari Afganistan karena perang. 

Menumpang perahu yang sering diterpa ombak keras, secara beruntung selamat, tiba di Indonesia dan pada akhirnya dibawa ke Manado.

Pengungsi Afganistan (ISTIMEWA)

Beber Zahra, dirinya sekeluarga menerima banyak perlakuan tidak manusiawi.

"Bantuan makanan dan obat obatan dihentikan justru saat ayah saya kena diabetes, ibu hamil serta saudara saudara saya kena malaria," katanya. 

"Kami dilarang sekolah, tak dapat izin kerja, diintimidasi dan lainnya," kata dia.

Zahra bercerita, dalam keadaan buruk itu kedua adiknya lahir yang  kemudian diberi nama tahanan PBB dan tahanan PBB 2.

"Puncaknya adalah saat kelahiran Tahanan PBB 2," kata dia dengan bahasa Manado. 

Zahra mengatakan, ia sekeluarga bertahan karena kebaikan warga Manado. 

Sebut Zahra, para gurulah yang mengupayakan agar Tahanan PBB dan Tahanan PBB 2 bisa tetap bersekolah pada saat ini.

"Warga Manado lah yang memberi sedelah pada kami  hingga bisa bertahan hidup," kata dia.

Hingga kini, ia masih bertanya tanya mengapa permohonan suaka mereka ditolak dan mereka jadi tahanan PBB. 

"Jika permohonan saya bohong dan Afganistan aman, mengapa PBB mengirim pasukan ke negara kami, " kata dia.

Sajad pengungsi lainnya merasakan keramahan warga Manado. 

Ia menyebut warga Manado ramah serta sopan. 

"Saya sendiri banyak teman disini, bahkan dari agama Kristen, di sini rukun dan damai, " kata dia.

Akta Kelahiran dan Ijazah SD Tahanan PBB. (Kompas.com/Ronny Adolof Buol)

Dilansir Kompas.com disebutkan, Tahanan PBB yang lahir pada 31 Agustus 2003 ini lahir dari pasangan Mohammad Yaqub dan Akilah.

Keduanya asal Afganistan yang kini menghuni Rumah Detensi Imigran (Rudenim) Manado.

Menurut Tahanan, yang ditemui di sela-sela aksi mogok makan sebagian penghuni Rudenim Manado, awalnya kedua orangtuanya ditahan di Rudenim Sumbawa.

Lalu pada 2010 dipindahkan ke Rudenim Manado.

"Adik saya juga bernama Tahanan PBB Nomor Dua. Sama seperti saya lahir di dalam sel atau penjara," ujar Tahanan yang masih berseragam sekolah itu, Rabu (29/11/2017).

Tahanan menjadi penghuni Rudenim Manado bersama 139 imigran lainnya yang bermasalah. 

Kebanyakan dari mereka adalah imigran asal Afganistan. Selain itu berasal dari Sudan, Eritrea, Ethiopia, Somalia, Pakistan, Suriah dan Myanmar. Kebanyakan dari mereka adalah pencari suaka.

Tahanan yang sudah sangat fasih berbahasa Indonesia dialek Manado itu kini bersekolah di SMP Negeri 2 Manado dan duduk di kelas 2. Sewaktu sekolah dasar ditempuh di SDN 54 Manado.

Kakaknya sendiri mengikuti pendidikan di SMAN 4 Manado.

Walau memegang akta kelahiran yang dikeluarkan pemerintah Indonesia, namun Tahanan tidak mengaku sebagai orang Indonesia.

"Saya ingin menjadi tentara, walau tidak tahu harus bagaimana, karena saya terus dibilang sebagai tahanan PBB. Semoga ada keadilan ke depannya," harap Tahanan.

Soal lingkungan sekolah, dia mengaku tak ada kendala.

Sebab teman-teman sekolahnya sering membantu. Tahanan bertekad walau statusnya tidak jelas, dia ingin giat belajar. 

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Kabar Terbaru 2 Bocah Bernama Tahanan PBB dan Tahanan PBB Dua di Rudenim Manado, Kisah Hidup Mereka

Berita Terkini