Pekerjaannya ini pun bukan tanpa resiko, ia setiap harinya harus bertahan melawan derasnya aliran Kali Ciliwung, khususnya saat musim hujan seperti sekarang ini.
Hidupnya pun bergantung pada seutas tali tambang yang selalu ia ganti setahun sekali.
Untuk melindungi dari dinginnya angin malam pun Azis hanya memanfaatkan terpal yang ia gunakan untuk menutup perahunya.
Bahkan, terkadang ia harus mengungsi saat Kali Ciliwung mendapat air kiriman dari Bendung Katulampa akibat tingginya intensitas hujan di Bogor.
"Kalau Katulampa sudah siaga satu biasanya saya sudah mulai meninggalkan perahu, ikut mengungsi bersama warga yang rumahnya kebanjiran," kata Azis.
Meski pekerjaannya penuh resiko, namun Azis tetap menjalaninya dengan iklas demi menghidupi istri dan tiga orang anaknya tercinta.
"Saya cuma lulusan SMP, enggak punya keahlian lain, jadi saya tekuni saja pekerjaan ini demi anak dan istri," ucapnya.
"Yang penting anak bisa sekolah tinggi biar hidupnya jauh lebih baik dari bapaknya ini," tambahnya.