Pilpres 2019

TERPOPULER: Disinggung Soal Penculikan 1998, Prabowo Subianto: Saya Tidak Kemana-mana

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika
Editor: Erlina Fury Santika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jelang debat capres 2019, Prabowo Subianto memberikan pernyataan yang kontroversial dalam Pidato Kebangsaan pada Senin (14/1/2019) di JCC. Dalam Pidato Kebangsaan tersebut, dihadiri sejumlah tokoh politik dan pendukung Prabowo Subianto, seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Amien Rais, Zulkifli Hasan, Titiek Suharto, dan lainnya.

”Ini yang harus dilakukan bapak ibu sekalian sebagai alumnus perguruan tinggi. Kami meyakini sebagai arek Surabaya, pasti wani,” sambung Jokowi.

Hal ini lantas disambut dengan teriakan pekik bersahutan, “Jokowi! Wani!”

”Saya meyakini arek-are Surabaya pasti wani, arek-arek Jawa Timur pasti wani,” imbuh Jokowi.

”Mari door to door untuk menyampaikan mana yang benar, mana yang tidak benar. Sekarang ini banyak yang dibolak-balik. Salah menjadi benar, benar menjadi salah,” kata capres yang diusung sembilan partai ini.

BPN balas tudingan Jokowi 

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon merasa senang Jokowi menyerang Prabowo dalam kampanyenya.

Menurut dia dengan menyerang, Jokowi tampak seperti putus asa menghadapi Pemilu 2019.

"Ya biasa kalau orang itu sudah kepepet ya, jadi kita senang sekali terus saja serang. Karena biasanya kalau petahana menyerang itu artinya sudah bener-bener sudah desperate," ujar Fadli Zon di Pengadilan Tinggi Jakarta, Senin, (4/2/2019).

Fadli Zon (Kolase TribunJakarta.com)

Selain itu, menurutnya cara kamapnye dengan menyerang Prabowo membuktikan Jokowi tidak memiliki prestasi selama empat tahun menjabat.

Apabila memiliki prestasi, sebagai petahana, Jokowi sangat mudah berkampanye dengan menyampaikan prestasi pemerintahannya.

"Karena biasanya kalau petahana itu ngomongnya kami berhasil ini, kami berhasil itu, kami berhasil ini, menjalankan janji ini sudah kami tunaikan," katanya.

Respon TKN

Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf merespon soal pernyataan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta mengenai 'Propaganda Rusia'.

Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily mengatakan Jokowi sebagai calon presiden hanya mengistilahkan penyebutan 'Propaganda Rusia' dan tidak bermaksud menyinggung intervensi Rusia sebagai negara dalam politik di Indonesia.

Istilah Propaganda Rusia, menurut Ace, mulai populer setelah RAND Corporation menerbitkan artikel berjudul The Russian “Firehouse of Falsehood.”

Halaman
1234

Berita Terkini