"Pemimpin itu harus memimpin, imam harus ngimami. Kalau Imam lalu makmum kepada orang, sekarang inikan lucu sekali. Ada kiai yang ikut dengan preman. Itukan lucu," kata Gus Mus.
Video kembali pada Gus Mus saat itu.
"Ini yang pinter-pinter mengapa mengikuti orang yang enggak jelas cara berpikirnya. Mungkin karena berlebih-lebihan itu," kata Gus Mus.
FOLLOW JUGA
• Kupas Bahasa Tubuh Lia Ladysta Saat Bicara Hubungan Pak Haji & Syahrini, Psikolog: Dia Gak Sadar
• Diakui Syahrini Bikin Terpesona, Bacaan Salat Reino Barack Saat Jadi Imam Salat Dibocorkan MUA Ini
Video lantas menunjukkan momen saat Maruf Amin meminta maaf atas pernyataan terkait buta dan budek.
"Kalau pemimpin sudah berlebih-lebihan, jangan harapkan anak buahnya bisa baik," kata Gus Mus, sebelum video itu berakhir.
Video tersebut ia unggah bersamaan dengan caption berupa klarifikasi.
Gus Mus menyebutkan, video tersebut merupakan hasil editan.
Gus Mus menilai, editan seperti ini keterlaluan.
• Sindir Pihak yang Menuding Subscribernya Palsu, Atta Halilintar Dapat Wejangan dari Ayu Ting Ting
• Beberkan Suasana Bandara Lombok Saat Prabowo Mendarat, Fahri Hamzah: Ruang VIP Jebol, Teriakan Pecah
Menurutnya, ini tak sebanding dengan keuntungan politis yang akan diperoleh dan dinikmati.
Ia mempertanyakan, berapa lama keuntungan tersebut akan dinikmati.
Namun, bukannya mengutuk, Gus Mus justru mendoakan agar sang pengedit video diberi hidayah dan kesejahteraan.
"Gara-gara kepentingan politik sesaat, ada manusia yang tega membuat editan seperti ini.
Rekayasa keterlaluan semacam ini sama sekali tidak sebanding dengan keuntungan politis --kalau memang ada-- yang akan diperoleh dan dinikmatinya.
Kalau pun berhasil (banyak atau ada yang percaya dengan bikinannya ini), paling berapa lama akan dinikmatinya. 5 tahun? 10 tahun? 100 tahun?