Lihat videonya di sini:
"Tuh lihat teman-teman kayak kucing ya," ungkap Panji.
Lydia bercerita sudah suka meneliti ular sejak 1998.
Selama itu tak hanya meneliti tapi juga mengedukasi, memberikan seminar dan mengumpulkan spesimen ular di Indonesia yang sudah mati lalu diawetkan.
Tiap-tiap ular peliharaan Lydia punya satu kandang berupa boks plastik.
Hari itu Lydia memperlihatkan Donat, piton terbesarnya sepanjang empat meter.
Menurut Panji, biasanya ular piton cukup konsumtif ketika dibuka dari kandangnya suka mengejar mangsanya.
Tapi tidak demikian dengan Donat. Ia patuh diarahkan Lydia sehingga mau digendong Panji.
"Donay umurnya tujuh tahun. Ini dari hibah waktu usia empat tahun, yang punya sudah kewalahan. Pertama soal makan, kedua karena pegawainya takut," cerita Lydia muasal memelihara Donat.
Kelebihan Donat, kata Lydia, bisa berdiri tegak mempraktikkan seolah menjadi king kobra yang siap memangsa korbannya.
"Dia bisa diajak ngobrol, bisa dikasih tahu,ya ngelingker aja di atas boks kalau disuruh main," ulas dia.
Lydia memperlakukan semua ularnya secara halus sehingga enggak temparemental ketika kandangnya dibersihkan.
Biasanya, mereka lebih sula digendong oleh Lydia, tapi kadang ketika sudah waktunya dibersihkan mereka keluar dari kandangnya.
Di rumahnya, Lydia mendirikan Tulala, Snake Research Center sebagai tempat pengenalan tentang ular yang selama ini cukup sulit didapat di negeri ini.
Diakui Panji, di Indonesia banyak sekali kasus manusia menjumpai ular, namun literatur maupun bacaan tentang ular cukup sulit dijumpai.