Ratusan Pelajar dan Mahasiswa Belajar Konektivitas Antarwilayah dan Antarpulau Melalui Tol Laut

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama PT ASDP Ira Pusadewi berdialog dengan peserta seminar tol laut, yang merupakan pelajar asal Papua dalam seminar tol laut yang diselenggarakan di atas kapal Ferry Portlink dari Merak ke Bakauheni dan kembali ke Merak, Senin (8/4/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan pelajar dan mahasiswa dari sejumlah sekolah dan perguruan tinggi di Banten mengikuti seminar Tol Laut.

Acara ini diselenggarakan di atas kapal feri Portlink dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni Lampung dan kembali ke Merak, Banten.

Ratusan pelajar dan mahasiswa tersebut mengikuti jalannya seminar dan aktif menyampaikan sejumlah pertanyaan kepada para narasumber yakni Dirut ASDP Indonesian Ferry Ira Puspadewi, pengamat pertahanan Conny Rahakundini Bakrie serta arkeologi Ratno Lukito.

Seminar tersebut juga dihadiri Komisaris Utama PT ASDP Lalu Sudarmaji, sejumlah guru besar perguruan tinggi, unsur pimpinan perusahaan ASDP Indonesian Ferry serta perwakilan organisasi kepemudaan di Banten.

Dalam paparannya Dirut ASDP Ira Puspadewi mengatakan, ASDP siap menjadi bagian utama dalam mewujudkan tol laut tersebut yakni dengan membangun konektivitas antarwilayah dan antarpulau melalui penyeberangan kapal laut.

Selain itu mereka juga dijelaskan upaya membuat harga-harga kebutuhan menjadi murah karena suplai yang cukup melalui jalur laut ke daerah-daerah tertentu.

Jokowi Sebut Indonesia Telah Punya Tol Langit, Maruf Amin Bilang Luar Biasa, Ini Arti Sebenarnya

"ASDP itu untuk membangun konektivitas, menyambungkan rute ke rute. Yang lain lagi kita memperkuat  logistik sekaligus pariwisata, nah tahun iini yang signifikan adalah masuk di pariwisatanya. Salah satunya adalah bisa kita lihat di dermaga eksekutif ini," kata Ira, Senin (8/4/2019).

Menurutnya, dalam pengembangan konektivitas persaingannya banyak karena orang akan lebih memilih pesawat.

Oleh karena itu, pariwisata harus menjadi area yang dijalankan oleh ASDP di antaranya dengan membangun dermaga eksekutif dan membangun hotel di dermaga seperti di Labuan Bajo yang sudah dilakukan pembangunan hotel di pelabuhan tersebut.

"Ke depan kami lebih agresif menggarap sektor logistik dan pariwisatanya," kata Ira pada seminar yang juga membahas pahlawan wanita poros maritim dunia itu.

Menurutnya, inti dari tol laut itu adalah bagaimana ASDP mendukung pemecahan masalah logistik nasional seperti membuat harga-harga menjadi murah, dengan dukungan kapal-kapal logistiknya, termasuk mengangkut hewan ternak.

 Saat ini, kata dia, ASDP memiliki 154 kapal yang tersebar di 35 pelabuhan dan mengoperasikannya di 234 lintasan, di antaranya Pelabuhan Merak-Bakauheni yang dianggap paling signifikan karena merupakan perlintasan atau penyebarangan penduduk dan barang dari Jawa ke Sumatera.

Salah seorang peserta dalam seminar tersebut dari Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Elisa, mengaku sangat terkesan dan bangga mengikuti kegiatan seminar tol laut dan kemaritiman Indonesia yang diselengarakan di atas kapal laut itu.

Dirinya mengaku banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman dari seminar tersebut serta bisa berdialog langsung dengan para narasumber yang kompetenen.

"Kebetulan saya pertama kalinya ikut acara seperti ini. Sungguh luar biasa dan saya beruntung bisa menjadi bagian dari acara ini," kata Elisa.

Sebelum naik kapal Portlink, ratusan peserta bisa menikmati suasana pelabuhan eksektuif Merak yang dibangun tidak jauh dari Terminal Terpadu Merak.

Kemudian setelah menempuh perjananan satu jam dari Merak menuju Bakauheni, para peserta turun di Pelabuhan Eksekutif Bakauheni untuk menikmati suasana dan layanan di pelabuhan yang baru tesebut sebelum kembali ke Pelabuhan Merak.  

Berita Terkini