TRIBUNJAKARTA.COM - Disebut panik oleh Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade saat bahas kampanye akbar pasangan 02, Wakil Direktut TKN Jokowi-Maruf Amin, Lukman Edy langsung bereaksi.
Debat antara Andre Rosiade dan Lukman Edy terlihat dalam program acara iNews Special Report beberapa waktu lalu.
Kampanye akbar Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) nampak masih menjadi perbincangan hangat jelang Pilpres 17 April 2019 besok.
Terlebih baru-baru ini telah beredar surat dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang kampanye akbar Prabowo-Sandi tertanggal 6 April 2019.
Surat tersebut disampaikan SBY kepada Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsudin, Waketum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.
Dalam suratnya, SBY menyebut bahwa kampanye akbar Prabowo-Sandi yang digelar pada Minggu (7/4/2019) tidak lazim.
SBY juga menyebut, kampanye akbar Prabowo-Sandi tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif.
Selain itu, SBY pun menyampaikan bahwa penyelenggaraan kampanye nasional harus mencerminkan kebhinekaan.
• Mardani Ali Senyum-senyum saat TKN Apresiasi Surat SBY Soal Kampanye Prabowo Subianto
• Jokowi: Bandung dan Jabar Adalah Miniaturnya Indonesia
Hal itu disampaikan SBY setelah dirinya mendapatkan laporan terkait rancangan kegiatan kampanye akbar Prabowo-Sandi di SUGBK.
Surat SBY soal kampanye akbar Prabowo-Sandi itu pun rupanya mendapat tanggapan dari Lukman Edy.
Lukman Edy mengatakan bahwa SBY adalah seorang negarawan yang inklusif.
Menurutnya, apa yang disampaikan SBY melalui suratnya itu bukan hanya untuk Prabowo saja.
"Tapi juga ingatkan Pak Jokwoi sebagai calon presiden 01, poin-poinnya jelas kok," ujar Lukman Edy seperti dikutip TribunJakarta dari tayangan YouTube iNews Special Report, Selasa (9/4/2019).
Lukman Edy pun lantas menyoroti agenda kampanye akbar Prabowo-Sandi di SUGBK.
Dikatakannya bahwa kampanye akbar Prabowo-Sandi di GBK terbilang ekslusif.
Untuk itu, lanjut dia, SBY tidak ingin terlibat dan tak mau berada di tengah kelompok atau bentuk kampanye yang tak menggambarkan inklusifisme.
"Posisi beliau (SBY) itu adalah posisi inklsusif, beliau tak mau terlibat, tak mau berada di tengah kelompok atau bentuk kampanye yang tak menggambarkan inklusifisme."
"Saya lihat kampanye itu menggunakan simbol agama, eksklusif, di GBK kemarin, itu yang selama ini dilakaukan 02, membuat sekat-sekat sedemikian rupa. Jadi simbol itu yang selalu digunakan," paparnya.
• Masuk Trending YouTube, Video Rap Battles Prabowo vs Jokowi Banjir Pujian, Andovi: Jangan Baper
• Jokowi Sepakat dengan SBY soal Kampanye Mengedepankan Kebinekaan
Pernyataan Lukman Edy itu pun ditanggapi Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade.
Andre Rosiade mengklaim bahwa SBY puas dan senang dengan kampanye akbar Prabowo-Sandi di SUGBK kemarin.
"Jadi sebenarnya surat Pak SBY itu sudah selesai. Pak SBY pun sangat puas dan senang melihat kampanye akbar hari minggu itu berjalan sangat majemuk, sesuai dengan kebinekaan seluruh agama hadir, ribuan umat kristiani hadir, bahkan pendeta2 berbagai agama diberikan kesempatan berorasi dan juga berdoa," urainya.
Ia pun menyebut, tidak ada yang eksklusif dalam kampanye akbar Prabowo-Sandi kemarin.
"Tidak ada yang eksklusif seperti yang dituduhkan oleh bang Lukman Edy," kata Andre Rosiade.
TONTON JUGA:
Menurutnya apanya yang disampaikan Lukman Edy adalah bentuk dari kepanikan.
"Ini kan bentuk orang kalap, panik, takut kalah," ucapnya.
Perbincangan dalam program Special Report itu pun nampak meninggi setelah Lukman Edy mencoba memotong ucapan Andre Rosiade.
Andre Rosiade kemudian meminta kepada Lukman Edy agar memberikan kesempatan kepadanya untuk berbicara.
"Sebentar bang saya tadi abang bicara, abang biacara saya tidak instruksi," ujar Andre Rosiade.
• Viral Foto Lautan Manusia Diklaim Kampanye Jokowi di Lampung, Ternyata Ini Faktanya
• Tanggapi SBY Sebut Kampanye Prabowo-Sandi Tak Lazim, BPN Singgung Soal Tradisi Politik Ikhlas
Menurut Andre Rosiade, kampanye akbar Prabowo-Sandi di SUGBK kemarin adalah yang terbesar dalam sejarah di Indonesi.
Andre pun kemudian menyinggung soal rencana Jokowi yang akan menggelear konser dengan mengundang puluhan artis pada 13 April besok.
"Rapat akbar yang paling terbesar dalam sejarah republik Indonesia, di mana Pak Jokowi mencoba ingin menandingi itu, caranya seperti apa? Mendatangkan puluhan artis, mudah-mudahan ada masanya. Kalau kita kan ga perlu ada artis," ungkapnya.
Tonton Videonya:
Surat SBY:
Kepada yang terhormat
1. Ketua Wanhor PD Amir Syamsudin
2. Waketum PD Syarief Hassan
3. Sekjen PD Hinca Panjaitan
Bismilahirrahmanirrahim
Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Salam Sejahtera
Salam Demokrat !
Sebenarnya saya tidak ingin mengganggu konsentrasi perjuangan politik jajaran Partai Demokrat di tanah air, utamanya tugas kampanye pemilu yang tengah dilakukan saat ini, karena terhitung mulai tanggal 1 Maret 2019 yang lalu saya sudah memandatkan dan menugaskan Kogasma dan para pimpinan partai untuk mengemban tugas penting tersebut.
Sungguhpun demikian, saya tentu memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan agar kampanye yang dijalankan oleh Partai Demokrat tetap berada dalam arah dan jalur yang benar, serta berlandaskan jati diri, nilai dan prinsip yang dianut oleh Partai Demokrat.
Juga tidak menabrak akal sehat dan rasionalitas yang menjadi kekuatan partai kita.
Sore hari ini, Sabtu, tanggal 6 April 2019 saya menerima berita dari tanah air tentang "set up", "run down" dan tampilan fisik kampanye akbar atau rapat umum pasangan capres-cawapres 02, Bapak Prabowo Subianto-Bapak Sandiaga Uno, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.
Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif, melalui sejumlah unsur pimpinan Partai Demokrat saya meminta konfirmasi apakah berita yang saya dengar itu benar.
Malam hari ini, saya mendapat kepastian bahwa informasi yang didapat dari pihak lingkaran dalam Bapak Prabowo, berita yang saya dengar itu mengandung kebenaran.
• Sederet Fakta Hasil Survei Puskaptis: Prabowo Ungguli Jokowi hingga Sebut Bukan Survei Bayaran
• Soroti Acungan Jari Jokowi saat Kampanye di Kota Batam, Ernest Prakasa: Sama dengan 2 Loh Pak
Sehubungan dengan itu, saya minta kepada Bapak bertiga agar dapat memberikan saran kepada Bapak Prabowo Subianto, Capres yang diusung Partai Demokrat, untuk memastikan hal-hal sebagai berikut:
Penyelenggaraan kampanye nasional (dimana Partai Demokrat menjadi bagian didalamnya) tetap dan senantiasa mencerminkan "inclusiveness", dengan sasanti "Indonesia Untuk Semua" Juga mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan.
Juga mencerminkan persatuan. "Unity in diversity". Cegah demonstrasi apalagi "show of force" identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim.
Pemilihan Presiden yang segera akan dilakukan ini adalah untuk memilih pemimpin bangsa, pemimpin rakyat, pemimpin kita semua. Karenanya, sejak awal "set up"nya harus benar.
Mindset kita haruslah tetap "Semua Untuk Semua" , atau "All For All".
Calon pemimpin yang cara berpikir dan tekadnya adalah untuk menjadi pemimpin bagi semua, kalau terpilih kelak akan menjadi pemimpin yang kokoh dan insya Allah akan berhasil.
Sebaliknya, pemimpin yang mengedepankan identitas atau gemar menghadapkan identitas yang satu dengan yang lain, atau yang menarik garis tebal "kawan dan lawan" untuk rakyatnya sendiri, hampir pasti akan menjadi pemimpin yang rapuh.
Bahkan sejak awal sebenarnya dia tidak memenuhi syarat sebagai pemimpin bangsa.
Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo.
Saya pribadi, yang mantan Capres dan mantan Presiden, terus terang tidak suka jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai "pro Pancasila" dan "pro Kilafah".
Kalau dalam kampanye ini dibangun polarisasi seperti itu, saya justeru khawatir jika bangsa kita nantinya benar-benar terbelah dalam dua kubu yang akan berhadapan dan bermusuhan selamanya.
Kita harus belajar dari pengalaman sejarah di seluruh dunia, betapa banyak bangsa dan negara yang mengalami nasib tragis (retak, pecah dan bubar) selamanya. The tragedy of devided nation. Saya pikir masih banyak narasi kampanye yang cerdas dan mendidik. Seperti yang kita lakukan dulu pada pilpres tahun 2004, 2009 dan 2014. Bangsa kita sangat majemuk. Kemajemukan itu di satu sisi berkah, tetapi disisi lain musibah. Jangan bermain api, terbakar nanti.
• Mardani Ali Senyum-senyum saat TKN Apresiasi Surat SBY Soal Kampanye Prabowo Subianto
• Masuk Trending YouTube, Video Rap Battles Prabowo vs Jokowi Banjir Pujian, Andovi: Jangan Baper
Para kader pasti sangat ingat, Partai Demokrat adalah partai Nasionalis-Relijius. Bagi kita Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati. Tidak boleh NKRI menjadi Negara Agama ataupun Negara Komunis. Indonesia adalah "Negara Pancasila" dan juga "Negara Berke-Tuhanan". Inilah yang harus diperjuangkan oleh Partai Demokrat, selamanya.
Saya berpendapat bahwa juga tidak tepat kalau Pak Prabowo diidentikkan dengan kilafah. Sama tidak tepatnya jika kalangan Islam tertentu juga dicap sebagai kilafah ataupun radikal. Demikian sebaliknya, mencap Pak Jokowi sebagai komunis juga narasi yang gegabah.
Politik begini bisa menyesatkan. Sejak awal harusnya narasi seperti ini tidak dipilih. Tetapi sudah terlambat. Kalau mau, masih ada waktu untuk menghentikannya.
Dari pada rakyat dibakar sikap dan emosinya untuk saling membenci dan memusuhi saudara-saudaranya yang berbeda dalam pilihan politik, apalagi secara ekstrim, lebih baik diberi tahu , apa yang akan dilakukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo jika mendapat amanah untuk memimpin Indonesia 5 tahun mendatang (2019-2024).
Apa solusinya, apa kebijakannya? Tinggalkan dan bebaskan negeri ini dari benturan identitas dan ideologi yang kelewat keras dan juga membahayakan. Gantilah dengan platform, visi, misi dan solusi. Tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti rakyat. Sepanjang masa kampanye, bukan hanya pada saat debat saja.
Demikian Pak Amir, Pak Syarief dan Pak Hinca pesan dan harapan saya. Ketika saya menulis pesan ini, saya tahu AHY berada dalam penerbangan dari Singapura ke Jakarta, setelah menjenguk Ibu Ani yang masih dirawat di NUH. Partai Demokrat harus tetap menjadi bagian dari solusi, dan bukan masalah. Selamat berjuang, Tuhan beserta kita.
Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Singapura, 6 April 2019
Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono