Jika tidak ada, ia hanya manfaatkan area makam untuk bermain dan berkumpul bersama teman-temannya.
"Iseng aja kak, kumpulin uang buat jajan, disini ngak seram kok," kata Rara saat ditemui.
Sekali membersihkan makam, Rara bersama ketiga temannya bisa mengumpulkan seribu sampai Rp 10 ribu rupiah.
"Kadang dikasih Rp 10 ribu, kadang Rp 50 ribu, pernah sampai Rp 100 ribu. Tapi itu dibagi kak, bisa sampai 8 orang 9 orang juga, ini lagi enggak pada kesini aja. Nanti kalau munggahan banyak deh," kata Rara.
Sekumpulan uang recehan pun dikepal di tangannya. Ia menyebutkan, kegiatan tersebut sudah lama ia lakukan disana.
"Aku udah berapa lama ya, udah lama kak, dari kecil banget deh kayaknya," kelakarnya.
Sementara itu, Kasatpel TPU Zona 4 JR Siregar menyebutkan, keberadaan anak-anak pembersih makan tersebut audah ada sejak lama.
Berawal dari seringnya mereka bermain hingga memanfaatkan peluang mendapat uang dengan membersihkan makam.
"Anak-anak itu memang suka bersihkan makam. Tapi dari petugas disini sudah diberitahu kepada peziarah bahwa tidak ada pungutan apapun disini," kata Siregar.
Ia pun tak melarang peziarah yang ingin memberi uang kepada anak-anak tersebut. Dengan catatan tidak mengganggu aktivitas peziarah selama di pemakaman.
"Yang terpenting mereka tidak menggganggu disini, kalau ada gangguan atau hal yang kurang menyenangkan petugas selalu mengingatkan peziarah untuk melapor, makanya setiap ada peziarah yang datang dicatat," katanya.
• Cari Uang Jajan, Sejumlah Anak Jadi Pembersih Makam TPU Kampung Mangga Semper
• Jelang Ramadan, Pengurus TPU Kampung Mangga Keluhkan Sampah Plastik Berserakan
Diketahui, ada 4441 makan di Taman Pemakaman Umum Kampung Mangga Semper tersebut. Di area makam yang memiliki luas hampir setengah hektar itu, terlihat makam yang sudah bertumpuk dan padat.
Tampak tidak ada ruang lagi bagi jenazah baru yang ingin dikuburkan disana.
"Disini sudah padat kalau ada yang ngubur disini sudah tidak bisa, kecuali mau ditumpang dan satu keluarga, dan ada persetujuan keluarga juga," papar Siregar.