Demi NKRI Wiranto Tegas Perbolehkan 'Shutdown' Media, Fahri Hamzah: Kebebasan Mau Ditutup Itu Salah

Penulis: Rr Dewi Kartika H
Editor: Ilusi Insiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, selepas mengisi seminar Forum Nasional Mahasiswa Anti Penyalahgunaan Narkoba 2019, di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (28/3/2019).

TRIBUNJAKARTA.COM - Menko Polhukam Wiranto menuturkan akan menindak tegas media yang dinilai membantu menyebarkan pelanggaran hukum.

Wiranto menyebut media yang bertindak demikian diperbolehkan untuk di-shutdown atau ditutup.

Hal itu dikatakan Wiranto saat membuka rapat koordinasi membahas keamanan pascapemilu di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (6/05/2019).

"Kita perlu melakukan tindakan tegas lagi, media mana yang telah membantu melakukan satu pelanggaran-pelanggaran hukum, kalau perlu dishutdown, kita hentikan, kita tutup, enggak apa-apa," ujar Wiranto dikutip TribunJakarta.com dari Kompas TV, pada Selasa (7/5/2019).

Menurut Wiranto penutupan media yang dianggap menyebarkan pelanggaran hukum demi menjaga ketertiban nasional, menegakkan NKRI, dan menjaga perdamaian di masyarakat.

Wiranto juga menjelaskan penutupan media tersebut sudah diatur dalam undang-undang.

"Demi ketertiban nasional, ada hukum, ada undang-undang hukum yang ijinkan kita, sekali lagi, demi tegaknya NKRI demi masyarakat yang ingin damai." jelas Wiranto.

"Demi masyaraklat yang mendambakan kedamaian," tambahnya Wiranto.

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah lantas menanggapi pernyataan pernyataan Wiranto tersebut.

Lakukan Ini Saat Sahur, Baim Wong Disemprot Paula: Terserah Kamu lah Marah-marah

Sebelum Syuting Acara Sahur Raffi Ahmad Sempatkan Sahur Bareng, Reaksi Girang Nagita Buat Haru

TONTON JUGA

Fahri Hamzah pun menilai pernyataan Wiranto seakan memperlihatkan pemerintah yang tengah panik, dikutip TribunJakarta.com dari Tribunnews.com.

Menurutnya, kebebasan pers merupakan hal yang telah dianut negara Indonesia yang mengusung demokrasi.

"Kebebasan ini harga mati. Kapasitas pemerintah lah yang harus kita sesuaikan dengan kebebasan masyarakat," kata Fahri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/5/2019).

Menurutnya, pemerintah seharusnya mengelola kebebasan pers dengan memperbaiki.

Sebut Dipo Latief Ngotot Ingin Temui Anaknya, Nikita Mirzani: Tanya Pihak RSnya Gak Mungkin Bohong

Pajang Foto Detik-detik Opick Diberi Rambut Rasulullah, Derry Sulaiman: Rahmat Allah Buat Indonesia

Disebutkan Fahri menutup media adalah tindakan yang salah.

"Kapasitas pemerintah untuk mengelola kebebasan itu yang perlu diperbaki. Jangan kemudian pemerintahnya gelagapan, panik, lalu kemudian kebebasannya mau ditutup, itu salah," kata dia.

Ia lantas menagih para tokoh yang seharusnya menjelaskan dan meluruskan di media apa yang terjadi.

Dulu Gaungkan, Kini Mardani Ali Sera Haramkan #2019GantiPresiden, PDIP: Sikap dari Negarawan Sejati

Disemprot Baim Wong Saat Sahur Karena Lakukan Ini, Paula: Biar Semua Orang Tahu Kamu Aslinya Gimana

"Tokoh-tokoh yang ngomong jawab dong, jangan panik."

"Masa segini banyak orang di pemerintahan jago-jago, dapat gaji, dapat mobil dinas, enggak bisa menjawab, enggak bisa menjelaskan ke media apa yang bisa bikin tenang di masyarakat. Jangan berlebihan lah," pungkasnya.

Raffi Ahmad Sempatkan Sahur Bareng Sebelum Syuting Pesbuker, Reaksi Nagita Slavina Jadi Perbincangan

Blak-blakan Soal Alasan Putusnya dengan Stefan William, Natasha Wilona: Tiap Hari Ada Masalah

SIMAK VIDEONYA:

Fahri Hamzah Soroti Ratusan Petugas Pemilu 2019 Meninggal

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyoroti banyak petugas baik KPPS,Polri dan Linmas di Pemilu 2019 meninggal. 

Hal tersebut dikatakan Fahri Hamzah melalui laman Twitter resminya @FahriHamzah dilansir TribunJakarta.com Senin (29/4/2019) pagi.

Pantauan TribunJakarta.com, cuitan Fahri Hamzah itu telah diretweet sebanyak 3 ribu kali dan mendapakan 5,7 ribu likes.

Dalam unggahannya, ia memposting grafis berita online yang menggambarkan jumlah korban meninggal bertambah di Pemilu 2019.

Grafis berita itu berjudul 'Korban Meninggal Jadi 326', yang menjelaskan mengenai duka di balik Pemilu 2019.

Tampak di grafis tersebut menjelaskan jumlah 326 petugas yang meninggal terdiri dari petugas KPU, Bawaslu dan Polri.

Ramalan Zodiak Senin 29 April 2019, Taurus Egois, Cancer Cekcok, Libra Beruntung

Penampakan Wajah Anak Ketiganya Dirahasiakan, Nikita Mirzani : Selalu Mendoakanmu di Tiap Nafasku

Fahri Hamzah Antusias Bahas Kecurangan Pilpres 2019, Reaksi Mahfud MD Buat Pembawa Acara Terpingkal

Penyebab meninggalnya petugas pengawal Pemilu 2019 itu di antaranya kelelahan, kecelakaan, sesak napas, serangan darah tinggi serta bunuh diri.

Tak hanya petugas pengawal Pemilu 2019 yang meninggal, tetapi ada juga yang jatuh sakit.

Petugas KPU yang sakit dikatakan dalam artikel itu berjumlah 1.761 orang, Bawasllu 959 orang dan petugas Bawaslu yang menjadi korban kekerasan dan kecelakaan 188 orang.

Wakil Ketua DPR RI Fahrih Hamzah (Harian Warta Kota/henry lopulalan)

Fahri Hamzah pun mengomentari mengenai bertambahnya jumlah petugas pengawal Pemilu 2019 yang meninggal dan sakit itu.

Dalam cuitannya, Fahri Hamzah menyoroti mengenai kepercayaan publik dengan terjadinya duka di Pemilu 2019.

Najwa Shihab Singgung Prabowo Sebut Tukang Survei Bohong Pindah ke Antartika, Ini Reaksi Jokowi

Pengakuan KPU Soal Banyak Petugas KPPS Meninggal, Reaksi Najwa Shihab Buat Penonton Tepuk Tangan

"Masihkah percaya bahwa semua baik2 saja?..," tulis @FahriHamzah.

Fahri Hamzah (Twitter)

Cuitan Fahri Hamzah itu mendapatkan tanggapan dari Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.

Yunarto Wijaya melalui akun Twitter resminya mengungkapkan rasa setujunya terkait duka di Pemilu 2019 itu.

Menurutnya, peristiwa duka di Pemilu 2019 merupakan tragedi dari keputusan MK tentang pemilu serentak.

Kerap Dihujat, Ustaz Yusuf Mansur: Jangan Ikuti Frekuensi Pembeci, Mereka itu Sahabat Pengasih

Perubahan Jam Kerja PNS di Ramadan 2019, Simak Jika Kamu Membutuhkan Pelayanan Publik

Rieta Amalia Unggah Kebersamaan dengan Putrinya, Melly Goeslaw Soroti Postur Tubuh Nagita Slavina

Ia menegaskan, duka Pemilu 2019 bukan soal Jokowi maupun Prabowo Subianto sebagai capres di Pemilu 2019.

"Sepakat ini sebuah tragedi dr keputusan MK ttg pemilu serentak... Tapi ini bukan ttg jokowi atau prabowo sbg capres...," tulis @yunartowijaya.

Yunarto Wijaya (Twitter)

Hampir 50% Data Real Count KPU Senin Pagi: Jokowi 56,19% Prabowo 43,81%, Selisih Suara 9.429.656

Terkuak Alasan TNI AL Tak Lepaskan Tembakan saat Kapal Perang Indonesia Ditabrak Vietnam

Rachel Maryam Soroti Istilah Provinsi Garis Keras, Mahfud MD Beri Tanggapan

Berita Terkini