Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Sudah dua tahun Rofiq (32) menjalani profesi sebagai sopir bus antar kota antar provinsi (AKAP).
Selama itu pula, berbagai suka duka telah ia rasakan, terutama pada periode mudik Lebaran.
Salah satu duka yang selalu ia rasakan adalah duduk berjam-jam menghadapi kemacetan.
"Itu (macet) sudah makanan setiap mudik. Rugi semuanya kita kalau macet. Bensin habis banyak, ngantuk, badan pegal," tutur Rofiq saat ditemui TribunJakarta.com di Terminal Bantuan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2019).
Meski begitu, ia selalu mengutamakan keselamatan para penumpang.
• Disangka Suara Tangisan Cucunya, Nurhayati Kaget Temukan Bayi di dalam Dus Air Mineral
• Download Lagu Hits Lily - Alan Waker, Emelie Hollow dan K-391, Simak Juga Liriknya
• VIDEO Aksi Nekat Pencuri di Bekasi Incar Sepeda Motor Saat Pemilik Beli Takjil
Ketika rasa kantuk datang, misalnya. Rofiq mengaku lebih memilih untuk berhenti sejenak untuk beristirahat.
"Masing-masing sopir punya cara masing-masing. Ada yang nyanyi-nyanyi, ada yang merokok nggak berhenti-berhenti," kata Rofiq.
"Kalau saya mending berhenti sebentar, minta izin dulu sama penumpang. Saya kan bawa orang, bukan bawa barang," tambahnya.
Di sisi lain, ia pun merasa pekerjaannya saat ini bisa membawanya berkeliling Pulau Jawa.
"Enaknya ya bisa jalan-jalan. Di Jawa Tengah saya sudah hampir semuanya kayak Brebes, Pekalongan, Kendal, Solo," ungkapnya.