Aksi 22 Mei

Mengapa Gories Mere Jadi Target Pembunuhan? Pengamat Pertahanan Beberkan Ini: Memang Agak Unik

Penulis: Rr Dewi Kartika H
Editor: Mohamad Afkar Sarvika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muradi saat menjadi narasumber di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV, pada Rabu (29/5/2019).

Muradi lantas mengatakan dirinya sejak lama mengamati Gories Mere semenjak pria kelahiran NTT itu masih menjabat sebagai perwira menengah.

Ia mengungkapkan Gories Mere menjadi incaran target pembunuhan lantaran aktivitasnya yang berhubungan dengan perlindungan negara.

Kapolri Enggan Sebut Nama Ketua Lembaga Survei yang Bakal Dibunuh, Hermawan Sulistyo Bongkar Cirinya

Beberkan 4 Tokoh Nasional yang Jadi Target Pembunuhan, Kapolri Tertawa Saat Sebut Nama Wiranto

Tak cuma itu menurut Muradi Goreis Mere juga kerap membuka identitas dari orang-orang yang dianggap dapat mengancam kedaulatan bangsa Indonesia.

"Saya mengamati betul Pak Gories dari perwira menengah, tapi saya menyakini ini betul orang ini disasar karena aktivitas beliau untuk meproteksi. Membuka ruang atau orang orang-orang yang dianggap mengancam kedaulatan negara dan sebagainya," jelas Muradi.

Diisukan Sebagai Tokoh yang Nyawanya Diincar Pembunuh Bayaran, Ali Ngabalin: Saya Tetap Berikhtiar

Kelakuannya di Maskapai Berbiaya Murah Terungkap, Kaesang Komentar, Gibran Rakabuming: Pencitraan!

 

SIMAK VIDEONYA:

Siapa Gories Mere

Dirangkum TribunWow.com, Gregorious Gories Mere merupakan lulusan AKABRI Kepolisan pada tahun 1976.

Ia lalu melanjutkan di tingkat Sespimpol pada tahnu 1992 dan Sesko ABRI di tahun 1998.

Menurut Wikipedia, Gories sempat lama bertugas di Timor Timur (saat masih bergabung dalam NKRI) ketika masih perwira pertama dan menengah, khususnya di bidang intelijen keamanan (Intelkam).

Oleh karena prestasinya yang prima di setiap medan penugasan, karier Gories pun menanjak dengan pasti

Gories mulai terkenal namanya saat memburu Ratu Ekstasi Zarima di Texas, AS, pada 1996 silam karena kedapatan memiliki 29.667 butir ekstasi.

Selain itu juga, Gories juga menuntaskan kasus penyanyi rock Ahmad Albar yang terjerat narkoba

Saat terjadi kasus Bom Bali 2002 Gories (saat itu Kombes senior) ditunjuk Kapolri menjadi 'komandan lapangan' (Ketua Tim Penyidik) dalam penanganan aksi teror tersebut, di bawah komando Irjen Made Mangku Pastika sebagai Ketua Tim Investigasi Kasus Bom Bali I.

Sebelum menjadi Kalakhar BNN, Gories sempat menjadi Penanggung Jawab Sementara Kalakhar BNN yang menggantikan Komjen Pol Made Mangku Pastika yang sedang nonaktif dalam rangka Pilgub Bali 2008.

Pada tahun 2011, Bersama beberapa tokoh polisi dan masyarakat, Gories pernah mendapat teror bom buku yang cukup heboh kala itu.

Setelah pensiun dari Kepolisian, bersama Mantan Kepala BIN A.M. Hendropriyono, mendirikan Hendropriyono Strategic Consulting, dengan Gories menjadi CEO.

Halaman
123

Berita Terkini