TRIBUNJAKARTA.COM - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman sempat protes kepada Eddy OS Hiariej, ahli yang dihadirkan tim hukum Jokowi-Maruf Amin di persidangan.
Mulanya, hakim MK, Sadil Isra menyinggung jika sidang sengketa Pilpres 2019 adalah 'pertarungan' para alumni Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Kalau kita lihat perdebatan tadi sebetulnya ini kan kaya perdebatan panggung orang-orang UGM sebetulnya," ujar Sadil Isra dalam persidangan.
Sadil Isra mencatat ada enam alumni UGM yang hadir dalam sidang sengketa pilpres itu.
"saya mencatat di sini ada lima nama tambah satu nama," katanya.
Ada pun nama-nama yang disebutkan Sadil Isra antara lain, dua saksi pihak terkait, Eddy OS Hiariej dan Heru Widodo.
Kemudian tiga kuasa hukum Prabowo-Sandiaga, Iwan Satriawan, Lutfi Yazid, dan Denny Indrayana.
Ada pun satu hakim MK yang disebutnya yakni Enny Nurbaningsih.
Hal itu kemudian ditanggapi Eddy OS Hiariej.
• Tersipu saat Disuapi, Naomi Zaskia Justru Mengeluh ke Sule di Depan Umum, Ini Penyebabnya
• Intip Sosok Christina Aryani, Pengacara Kubu Jokowi yang Curi Perhatian di Sidang MK
Eddi OS Hiariej mengingatkan jika Sadil Isra juga merupakan alumni UGM.
"Profesor Saldi menyebutkan informasi juga yang disebut alumni UGM ada enam, padahal beliau juga alumni UGM jadi ada tujuh di ruangan ini," ucap Eddi OS Hiariej.
Di akhir persidangan, Ketua MK, Anwar Usman tiba-tiba saja melayangkan protes kepada Eddy OS Hiariej.
"Saya mau protes dulu ke Prof Eddy," ucap Anwar Usman.
Anwar Usman mengaku sedih lantaran dirinya tak disebut Eddy OS Hiariej saat menyebut bahwa ada tujuh alumni UGM di ruang sidang MK.
"Jadi tadi saya sama pak wakil (Hakim Aswanto) merasa sedih tadi, saya sama yang mulia pak wakil gak diakui itu, gimana ceritanya, kami juga kan alumni, aduh," katanya seraya menggelengkan kepala.