Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi Dezi Syukrawati mengatakan, kegiatan fogging atau pengasapan bisa menyebabkan nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD) kebal.
Dezi menjelaskan, ada beberapa kecamatan di Kota Bekasi yang kerap melakukan fogging dengan intensitas waktu yang cukup sering dan mekanisme yang tidak sesuai.
Padahal kata dia, warga yang hendak melaksanakan fogging di lingkungan diharuskan berkoordinasi dengan Dinkes.
"Ada beberapa kecamatan yang melalukan fogging hampir setiap bulan, jadi nyamuk itu resisten atau kebal, harusnya ada mekanisme yang tepat serta perhitungan berkala yang sesuai," jelas Dezi saat dikonfimasi, Rabu (26/6/2019).
Teknis fogging juga harus dilakukan secara menyeluruh, jangan sampai ada satu rumah di lingkungan yang tidak membuka pintu saat dilakukan pengasapan, karena nyamuk Aedes Aegypti bisa bersembunyi di rumah tersebut.
• Anies Baswedan Sebut Tidak Bisa Mencabut Peraturan Reklamasi yang Diterbitkan Ahok
"Karena nyamuk itu radius pindahnya 100 meter ketika di fogging, kalau ada tetangga yang tidak membuka rumah kemungkinan nyamuk bisa berpindah ke rumah itu dan proses fogging jadi tidak maksimal," jelas dia.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk peduli akan kebersihan lingkungan, pihaknya terus melakukan sosialisasi penyebaran penyakit DBD dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Kita juga mendorong Puskesmas untuk berkordinasi dengan Lurah dan Camat sehingga bisa melakukan kegiatan PSN secara rutin," ujarnya.
Adapun kasus penyakit DBD di Kota Bekasi melonjak drastis di tahun 2019. Dinkes mencatat dari Januari hingga Mei saja, sudah ada 610 orang yang menderita penyakit tersebut.
Jumlah ini tentu meningkat drastis dibanding jumlah kasus yang sama di tahun 2018. Dari Januari hingga Desember, jumlah penderita DBD mencapai 629 orang.