Saat itu ia mengatakan salah satunya Buang Air Besar (BAB) di celana. Kemudian ia seolah teringat baunya dan membuatnya hanya meminum air saja selama seminggu.
"Waktu itu ada yang BAB. Namanya anak seperti itu ada aja kelakuannya. Saya bersihkan kamar mandi bekas mereka BAB dan akhirnya saya sendiri yang enggak nafsu makan karena kebayang sama baunya," tutupnya.
Ia menjelaskan, pengalaman seperti itu membuatnya banyak belajar dari anak didiknya yang memiliki kebutuhan khusus.
Ia banyak belajar caranya bersyukur dan tetap bahagia terhadap apapun yang di lalui. Bahkan prestasi yang anak didiknya capai justru menjadi kebanggan tersendiri bagi dirinya.
Dengan berbagi cerita tentang pengalaman menghadapi para siswanya, ia berharap orang lain bisa mengerti bahwa menghadapi anak dengan kebutuhan khusus terutama tuna ganda netra memerlukan kesabaran, keikhlasan dan panggilan hati.
Ketika seseorang tak memiliki panggilan hati, maka ia akan sulit untuk menghadapi anak-anak seperti di Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala.
Vera selalu menggap para siswanya merupakan manusia yang spesial. Tanpa disadari hidupnya selalu bahagia ketika menghadapi para siswanya di luar kesabaran dalam menghadapinya.