TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR- Anggota DPRD DKI Jakarta Bestari Barus kini menjadi topik perbicangan karena mengkritik penanganan sampah di DKI Jakarta.
Ucapan Bestari Barus yang seakan-akan meminta agar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini agar ke Jakarta menangani sampah mendapat respon keras dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Siapa sebenarnya Bestari Barus?
Bestari adalah pria kelahiran Labuhan Batu, Sumatera Utara, 28 Februari 1969. Pria yang tinggal di Cempaka Putih tersebut memiliki riwayat organisasi yang panjang.
Dinukil dari website DPRD DKI Jakarta, Bestari dulunya adalah politikus Partai Golkar.
Dia pernah menjabat sebagai Ketua Golkar Kepulauan Seribu.
Kemudian dia pindah ke Ormas Nasional Demokrat dan menjabat sebagai ketua. Kemudian dia menjadi ketua DPW Partai NasDem Jakarta.
Selain di partai, Bestari juga aktif sebagai wakil bendahara di Asosiasi Pengusaha Pengadaan Barang Dan Jasa Indonesia (Aspanji).
Bestari adalah anggota DPRD DKI Jakarta 2014-2019 dari Partai NasDem dari dapil Jakarta 1.
Di Pileg terakhir, dia gagal kembali ke Kebon Sirih menjadi anggota Dewan periode 2019-2024.
Di Jakarta Pusat, NasDem hanya meraih satu kursi yakni Hariadi Anwar.
Pernah diperiksa KPK
Bestari Barus pernah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap pembahasan raperda reklamasi Teluk Jakarta.
Pemeriksaan tersebut berlangsung pada Juni 2016. Pemeriksaan tersebut digunakan untuk tersangka M Sanusi.
Dinukil dari Wartakota, Bestari Barus mengakui pernah menerima satu unit Toyota Alphard dari M Sanusi.
Namun, Sanusi membantah mobil tersebut merupakan gratifikasi dari pembahasan Raperda reklamasi.
"Memang, saya terima mobil Alphard dari Sanusi. Tapi itu rencananya saya mau beli, bukannya gratifikasi," kata Bestari ketika dihubungi Warta Kota, Senin (4/4/2016).
Menurut Bestari, saat itu sekira awal bulan Februari ia hendak mengganti mobilnya. Bestari sudah memiliki mobil Toyota Fortuner, ingin menggantinya dengan Alphard.
"Saya bilang ke Sanusi, karena dia punya showroom. Dia nawarin waktu itu, Alphard warna hitam. Saya tanya kilometernya sudah berapa? Katanya 80 sampai 90 ribuan km. Wah saya nggak mau. Minta cari yang mudaan," katanya.
Kemudian, akhirnya ia ditawarkan kembali, sebuah Alphard warna putih. Ia pun diberikan kesempatan oleh Sanusi untuk melakukan test drive.
Bestari mencoba mobil tersebut dengan membawanya pulang ke rumah.
"Saya sampai pinjam uang ke Bank DKI Rp 450 juta. Saya jual juga Fortuner saya, Rp 270 juta," katanya.
Namun, saat itu, ia mengaku, curiga mobil tersebut, tidak memiliki BPKB (Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor).
Apalagi, STNK yang dipegangnya pun tiba-tiba diminta.
"Cuma sebulan mobil itu sama saya. Akhirnya, saya kembalikan. Apalagi, lagi ada kasus begini, saya takut disangkutpautkan," kilahnya.
Anies sindir Bestari mau pensiun
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyindir anggota DPRD DKI Jakarta Bestari Barus yang kemungkinan sedang bersiap-siap akan pensiun.
Mulanya, wartawan menanyakan pendapat Anies jika Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membantu mengatasi persoalan sampah di Jakarta.
Anies kemudian menjawab bahwa dirinya mengapresiasi hal tersebut dan menyinggung Bestari.
"Kita apresiasi pada perhatian dan lain-lain. Kemudian, biarlah Jakarta diurus oleh DPRD Jakarta, oleh Pemprov Jakarta. Jadi, Pak Bestari itu mungkin lagi siap-siap mau pensiun," ujar Anies di Taman Suropati, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2019).
Anies tidak menyebut maksud dari sindiran soal pensiun tersebut. Namun, Bestari sendiri akan mengakhiri masa jabatannya sebagai anggota DPRD DKI periode 2014-2019 pada Agustus ini. Dia tidak terpilih kembali sebagai anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024.
Anies juga menyinggung pernyataan Bestari soal pengelolaan sampah di Jakarta.
Menurut Anies, pernyataan Bestari itu menceritakan soal pengelolaan sampah sebelum dia menjabat sebagai gubernur.
Bestari, kata Anies, juga ikut bertanggung jawab atas pengelolaan sampah yang disinggungnya itu.
"Pak Bestari itu membicarakan Jakarta yang dia ikut tanggung jawab kemarin. Jadi, beliau suka lupa, maunya nyerang gubernur yang sekarang, lupa ini nyerang gubernur yang sebelum-sebelumnya tuh," kata Anies.
Anies menyampaikan, saat menjabat sebagai gubernur, dia dihadapkan pada kenyataan pengelolaan sampah yang selama ini hanya dipungut, kemudian dikirim ke TPST Bantargebang, Bekasi.
Pemprov DKI saat ini akan mengubah pola tersebut dengan mengelola sampah di dalam kota.
Sebelumnya diberitakan, Bestari Barus menyebut pengelolaan sampah di Jakarta masih menggunakan pola konvensional, yakni dengan cara ditumpuk di TPST Bantargebang.
Dia mengungkapkan itu saat studi banding DPRD Provinsi DKI ke Surabaya untuk menyelesaikan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pengelolaan Sampah dengan konsep ITF, Senin (29/7/2019).
"Namun pada 2021 nanti, TPA tersebut akan mengalami overload, sehingga dibutuhkan teknologi pengelolaan seperti di Kota Surabaya," ujar dia.
Mau jadi anggota TUGPP
Jakarta Bestari Barus secara spontan menyatakan ingin menjadi anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta jika dia pensiun sebagai wakil rakyat.
• Mahasiswa Tanam Pohon Pisang di Jalan Siliwangi Pamulang, Protes Terkait Infrastruktur
• Remaja Ini Diperkosa Pacar dan 5 Laki-laki Lainnya: Awalnya Dipaksa Minuman Rasa Ini
• Perkosa Muridnya 7 Kali, Guru Ini Terancam 15 Tahun Penjara
Bestari menyampaikan itu merespons pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyindir dirinya kemungkinan sedang bersiap-siap pensiun.
"Mungkin saya nanti kalau pensiun, saya datangi Pak Gubernur supaya saya jadi salah satu (anggota) TGUPP-nya supaya Pak Gubernur makin tajam memperbaiki Jakarta," ujar Bestari saat dihubungi, Rabu (31/7/2019).
Bestari mengakui, masa jabatannya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta memang akan berakhir pada 26 Agustus 2019.
Namun, Bestari menyebut bukan berarti dirinya pensiun sebagai seorang politisi.
"Politisi itu tidak akan pernah pensiun. Saya akan terus membantu Pak Anies dalam menyukseskan tugas-tugasnya nanti ke depan," kata dia. (TribunJakarta/Wartakota/Kompas.com)