Atasi Kekeringan, Pemprov DKI Siapkan Tangki-tangki Air Bersih di Pemukiman Warga

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tanah di dasar kolam pemancingan yang berada di Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara, retak-retak, Jumat (2/8/2019).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Jakarta mulai dilanda kekeringan akibat hujan yang tak kunjung turun.

Belakangan, air bersih pun seolah menjadi barang mahal bagi sejumlah masyarakat yang tinggal di ibu kota, salah satunya di Kampung Nelayan, Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.

Guna menanggulangi peramasalahan tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, pihaknya akan memberi bantuan pasokan air bersih di kawasan-kawasan yang mengalami kekeringan.

"Jadi dalam beberapa waktu ke depan, kami akan menyiapkan tambahan pasukan air bersih. Terutama di kawasan yang kekurangan air," ucapnya, Senin (12/8/2019).

Dijelaskan Anies, Pemprov DKI Jakarta sendiri telah melakukan pembicaraan khusus untuk menangani masalah ini.

"Minggu lalu, kami sudah adakan pembicaraan khusus untuk kami bisa siapkan tangki-tangki air di kawasan yang kesulitan air," ujarnya di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat.

Sebelumnya, warga Kampung Nelayan Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara mengeluhkan kondisi kekeringan yang telah terjadi selama beberapa bulan belakangan ini.

Bahkan, beberapa orang warga menyebut, setiap bulannya mereka harus mengelurkan uang hingga Rp 360 ribu per bulan untuk membeli air bersih.

"Saya biasa beli setiap hari jadinya. Rp 12 ribu satu gerobak, itu isinya sekitar 8 jirigen air bersih," ucap Diana (40), pemilik warung kelontong sekaligus warga RT 04/RW 04 Kamal Muara, Kamis (11/7/2019).

KPAI Belum Mendapat Penjelasan dari Pemkot Tangsel Terkait Kematian Calon Paskibraka Aurel

Dijelaskan Diana, selama bertahun-tahun ini, warga pesisir pantai itu memang selalu mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan per hari.

Bahkan, ia menyebut, wilayahnya tempatnya tinggal sering dijuluki sebagai 'Kampung Penadah Hujan'.

Menurut Diana, di musim hujan, warga biasanya sengaja meletakkan penampungan air dalam bentuk apapun demi menampung air hujan.

Setelah penampungan terpenuhi, air hujan akan dipergunakan untuk kebutuhan mandi hingga memasak.

"Kalo pas ujan ini semua (penampungan air) berjejer di depan rumah. Mereka pake apa aja yang bisa ditampung buat nampung hujan," ucap Diana.

Berita Terkini