Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - "Saya mengelola makam ini sebuah takdir."
Syahrul Akmal (63) membuka obrolan jalan hidupnya sebagai penjaga makam Bung Hatta.
Salah satu Bapak Proklamator Indonesia itu jenazahnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, 1980.
Bung Hatta yang lebih dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia meninggal di usia 77 tahun.
Pria Bukittinggi, Sumatera Barat, kelahiran 12 Agustus 1902 memiliki nama Mohammad Athar tapi lebih dikenal dengan Bung Hatta.
Bung Hatta ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 23 Oktober 1986 melalui Keppres nomor 081/TK/1986.
"Bung Hatta menginginkan saya, sebagai orang yang dikenal untuk menjaga makamnya," sambung Syahrul Akmal kepada TribunJakarta.com, Kamis (15/8/2019).
Memasuki area makam Bung Hatta, peziarah disambut gerbang dengan atap khas adat Rumah Gadang.
Pusara Bung Hatta berada di dalam sebuah bangunan bergaya limasan berundak tiga.
Di sisi makam Bung Hatta ada makam istrinya, Siti Rahmiati Hatta.
Di area makam Bung Hatta, ada Masjid Bung Hatta.
Tiga makam lain di belakangan bangunan makam Bung Hatta, ada tiga pusara cucunya.
Syahrul Akmal mengenal Bung Hatta saat masih mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Perusahaan di Universitas Krisnadwipayana pada 1977.
Bersama teman-teman dari perkumpulan Mahasiswa Sumatera Barat, Syahrul Akmal kerap menjalin kontak dengan Bung Hatta.
Sedikit banyaknya, Syahrul Akmal tahu betul sosok Bung Hatta sebagai tokoh pejuang, negarawan, ekonom, dan juga Wakil Presiden ke-1 Republik Indonesia itu.
Bung Hatta mundur sebagai Wapres pada tahun 1956, karena berselisih dengan Bung Karno.
Selepas tak terlibat di dunia politik nasional, Bung Hatta beberapa kali menghadiri pertemuan dengan perkumpulan Mahasiswa Sumatera Barat.
"Ketika kumpul sama teman-teman saya, Bung Hatta selalu memberikan masukan dan motivasi ke kami."
"Apapun yang diungkapkannya, kami rasa tepat sekali," Syahrul Akmal mengenang.
Sudah menjadi suratan takdir jika Syahrul Akmal menjadi penjaga makam Bung Hatta di kemudian hari sampai sekarang.
Selama 32 tahun, tepatnya sejak 1987, Syahrul Akmal rutin membersihkan area makam Bung Hatta di TPU Tanah Kusir.
Lahan makam sekitar tiga ribu meter itu ia bersihkan agar tampak terawat nan resik.
Di sekitar tempat peristirahatan terakhir mendiang Bung Hatta begitu teduh dengan rimbunan pohon.
Syahrul Akmal lah orang yang memastikan lantai pualam di sekitar makam Bung Hatta tampak mengkilap.
Kenangan Syahrul Akmal melambung, ketika area di sekitar makam Bung Hatta masih sebatas lapangan luas.
Masih jarang nisan-nisan di sekitarnya.
"Saya rintis, budidayakan berbagai tanaman agar rimbun."
"Sekitar tahun 90 an baru ada pepohonan yang kita tanam," ungkap Syahrul Akmal.
Tak hanya melulu membersihkan makam, ia juga membantu mengurus ziarah maupun upacara Negara di makam Bung Hatta.
Siang itu, bunga tujuh rupa yang masih segar terhampar di atas pusara Bung Hatta.
Peziarah yang baru datang adalah pejabat Kementerian PUPR.
Ngeteh Bareng Jokowi
Berbagai pekerjaan sudah dilakoni Syahrul Akmaml sebelum menjadi penjaga makam Bung Hatta.
Ia pernah menjadi tentara, anggota DPR RI hingga karyawan Bank.
Semua pekerjaan itu tak membuat Syahrul Akmal merasa betah.
Satu waktu ia melamar sebagai Pegawai Negeri Sipil di bawah Kementerian Sekretariat Negara.
Di tempat barunya Syahrul Akmal dipercaya sebagai Penjaga makam Bung Hatta.
Pengelolaan makam Bung Hatta kini diambil alih oleh Kementerian Sosial RI.
"Saya jaga makam Bung Hatta sebagai PNS," tambah dia.
Ia memasuki masa Purna Bhakti sebagai PNS pada 2010.
Kendati begitu, Kementerian Sosial masih menginginkan jasa Syahrul Akmal untuk tetap mengurus makam.
Setelah tak lagi jadi PNS, Syahrul Akmal menggantungkan ekonominya dari uang pensiuanan atau imbalan sukarela dari para peziarah yang datang melayat.
Deretan pejabat penting sebagian besar pernah berziarah ke makam Bung Hatta.
Tak sekali dua Syahrul Akmal bertemu dan berbincang dengan banyak pejabat.
Beberapa kali ia bertemu dengan Jokowi saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.
"Sebelum jadi Presiden, pernah ke sini. Ngeteh bareng saya sama beliau," kenang Syahrul Akmal.
Semenjak jadi Presiden, Jokowi belum pernah kembali sowan ke makam Bung Hatta.
Ia berharap Presiden Jokowi bisa kembali menengok tempat peristirahatan terakhir Bung Hatta.
Belajar Kesederhanaan
Syahrul Akmal bukan sekadar penjaga makam Bung Hatta.
Darinya, ia kagum karena kebersahajaannya.
"Bung Hatta dulu sederhana. Bahkan sampai akhir hayatnya buat beli sepatu aja enggak kesampaian," ungkap Syahrul Akmal.
Kesederhanaan dan kebersahajaan Bung Hatta, Syahrul resapi dalam kehidupan sehari-hari.
Sedikit banyak rezeki selama menjaga makam Bung Hatta, acap Syahrul Akmal syukuri.
Baginya, Bung Hatta sosok tokoh nasional sesungguhnya yang patut diteladani generasi penerus bangsa.
"Bung Hatta harus dipenjara, disiksa, dicaci maki dulu baru bisa jadi pejabat."
"Tapi kalau sekarang jadi pejabat dulu baru masuk penjara," tandasnya.