"Awalnya enggak punya tempat tinggal," ujarnya.
Tak seenak apa yang dibayangkan, Ali memutuskan bekerja apa saja yang bisa menghidupi dirinya di Jakarta.
Ia pernah menjajal jadi tukang cuci piring warteg di dekat kantor Panin Bank.
Melalui bukunya otobiografi yang baru diluncurkan pada Senin (19/8/2019), Ali punya pengalaman pahit saat bekerja dengan bosnya yang mirip Pablo Escobar, gembong narkoba asal Kolombia itu.
Ali bekerja membantu bosnya asal Colombo itu tanpa dibayar dan diperlakukan tak manusiawi.
"Kerja sama dia diperlakukan kayak 'keset' banget. Nama aslinya Mr. Charles," kenangnya.
Bahkan, ia sempat mengira Mr. Charles bekerja sebagai gembong narkoba yang memanfaatkan Ali sebagai tangan kanannya namun tidak.
Mr. Charles diketahui sebagai pengusaha biasa yang bisnis utamamya sabut kelapa untuk dipasarkan menjadi media tanam.
Rintis Makaroni "Ngehe" Hingga Sukses
Pada tahun 2013, Ali nekat untuk membuat bisnis sendiri terlepas dari dunia kerja yang digelutinya selama ini.
Ia mengaku sudah merasa tak betah sebagai pegawai yang hidupnya itu-itu saja alias 'monoton.'
Ali kemudian merintis usaha makaroninya yang bermula dari sang Ibu.
Kala itu, Ali selalu menggemari makaroni di toples yang digoreng oleh ibunya.
"Bahkan saya bisa bilang kita itu yang pertama, mama yang pertama jualan makaroni goreng," ungkapnya.
Akhirnya, Ali mencoba memulai usaha makaroni yang digoreng ibunya untuk dijual.