Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Siti Nawiroh
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Seekor anjing ras Malinois Belgia terkam ART di bagian dada, punggung, dan payudara pada Jumat (28/8/2019).
Asisten rumah tangga yang bernama Yayan (35) nyawanya tak bisa diselamatkan.
Ia kehabisan darah karena anjing tersebut pas menerkan bagian pembuluh darah di leher Yayan.
• Reaksi Bima Aryo Saat Sudin KPKP Jakarta Timur Evakuasi 3 Anjingnya
• Ada Anggaran Menginap di Hotel, Pelantikan Anggota DPRD Kota Depok Habiskan Rp 590 juta
• Ngaku Sakit Dilabrak Nikita, Perilaku Elza Syarief di Balik Layar Diungkap Hotman Paris: Asik Nih Ya
Diberitakan sebelumnya, Yayan adalah seorang asisten rumah tangga yang baru 2 minggu bekerja.
Saat Yayan disuruh TD untuk membuka kandung anjing, Sparta agar bisa keluar.
Namun saat Yayan membuka kandangnya, Sparta sontak menerkam Yayan.
Diketahui, anjing tersebut adalah milik seorang presenter ternama bernama Bima Aryo.
Namun saat kejadian, ia tak ada di tempat karena sedang acara pernikahan dirinya.
Ketua RT 04/RW 04 Kelurahan Cilangkap, Meidi mengatakan presenter berkepala pelontos itu merupakan anak dari majikan Yayan, TD (72) yang meminta korban membuka kandang Sparta.
"Iya, anjingnya punya Bima Aryo. Dia memang anaknya bu TD, sudah lama tinggal di sini. Sudah 20 tahun lebih lah," kata Meidi di Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (3/9/2019).
Menurut pengakuannya, Sparta memang anjing yang paling ganas dibandingkan anjing lainnya yang dipelihara keluarga Bima Aryo.
Bahkan melansir dari berbagai sumber, Sparta telah menggigit setidaknya tiga orang.
Follow juga:
Meidi menuturkan keluarga Bima sejak beberapa tahun lalu memelihara sekitar empat anjing yang satu di antaranya Sparta.
Ia juga mengatakan yang ia tahu, Sparta itu cuma nurut dengan Bima Aryo saja.
"Saya kurang tahu pasti punya berapa anjing, tapi ada sekitar empat lah. Paling galak memang yang namanya Sparta itu, yang saya tahu nurutnya cuman sama Bima," ujarnya.
Meidi mengaku warga meminta anjing peliharaan keluarga Bima dibawa dipindahkan.
"Permintaan warga semuanya dibawa, jadi enggak cuman Sparta yang kemarin menggigit. Kita enggak mau ada korban lagi, jadi maunya hari ini dibawa semua," tuturnya.
Meidi mengatakan jajaran Sudin KPKP Jakarta Timur gagal membawa anjing milik Bima pada Senin (2/9/2019) karena seluruh penghuni rumah sedang pergi.
Pasalnya pihak keluarga masih sibuk mengurus segala keperluan pernikahan Bima yang baru saja menikah.
Bima Aryo dikonfirmasi Tribunnews.com pada Selasa (3/9/2019) pagi masih enggan berkomentar lebih jauh terkait tewasnya Yayan.
Saat Yayan diterkam Sparta pada Jumat (30/8/2019) sekitar bakda Magrib, Bima Aryo tak ada di rumah.
Ia mengaku sibuk dengan rangkaian acara pernikahannya yang jatuh pada Minggu awal September.
“Sorry banget, aku belum bisa ngomong banyak. Aku soalnya tidak ada di rumah saat kejadian. Baru selesai pernikahan,” kata Bima.
Presenter program petualangan ini akan tetap memberikan klarifikasi terkait kasus yang melibatkan Sparta, anjing peliharannya.
Rincian kronologi Bima pun belum tahu, namun menurutnya kondisi cahaya malam itu minim.
“Nah itu dia kita nggak tahu (apakah benar Sparta yang menyerang), pas kejadian kan gelap. Kita nggak tahu nih."
"Makanya saya juga mau tanya-tanya dulu. Saya baru banget selesai urusan wedding," ungkap Bima.
Edy menjelaskan pembuluh darah arteri karotis terhubung langsung ke jantung sehingga tak sampai satu menit 2,5 liter darah Yayan habis.
"Jantung berdetak bisa 100 kali per menit, kalau satu menit keluar satu kali semprot 100 cc. Berarti enggak sampai satu menit sudah mati," ujarnya.
Hal ini menjelaskan kenapa nyawa Yayan tak dapat tertolong saat tiba di RS Adhyaksa yang jaraknya tak sampai 15 menit dari kediaman majikannya di Jalan Langgar.
Tak sampai di situ, Edy menjelaskan luka ketika pembuluh darah arteri karotis robek membuat darah Yayan muncrat sejauh lebih dari dua meter.
"Karena tekanannya dari jantung, jarak semprotan darah itu bisa sampai dua meter, bisa lebih. Hitungannya begini, satu kali pompa jantung hampir 100 cc. Jantung satu menit bisa sampai 100 kali pompa," tuturnya.
Semprotan darah dari bagian leher Yayan kian memburuk karena pembuluh darah arteri karotis terletak di kedua sisi atau robek akibat digigit.
Yayan sempat menolak karena selama ini dirinya takut dengan anjing. Namun, karena baru dua minggu bekerja akhirnya menuruti permintaan sang majikan.
Begitu kandang dibuka Sparta segera menerkam Yayan dan mengoyak leher, payudara dan punggungnya hingga terluka.
"Korbannya itu baru bekerja dua minggu jadi pembantu. Langsung meninggal hari itu juga, jadi enggak sempat dirawat," jelas Abdul.
Petugas Sudin KPKP Jakarta Timur saat menyambangi rumah majikan Yayan di Cipayung, Jakarta Timur, Senin (2/9/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)
"Sudah buka aja enggak apa kok," pinta TD seperti ditirukan Kapolsek Cipayung Kompol Abdul Rosyid.
"Padahal pembantu rumah tangga itu sama sekali enggak berani masalah anjing itu," sambung Abdul di Mapolsek Cipayung.
Namun, karena lukanya parah, korban dirujuk ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Sesampainya di Rumah Sakit Polri, korban Yayan meninggal dunia.
"Dari pihak keluarga (korban) tidak menghendaki untuk diauotopsi. Makannya kami keluarga korban ke sini untuk berikan pernyataan untuk rumah sakit agar tidak diautopsi," ujar Abdul.
"Ibunya yang menyuruh itu, yang menyuruh buka kandang bisa kena pidana. Pasal 359 KUHP tentang kealpaan yang menyebabkan matinya seseorang," beber Abdul.
Penyidik Unit Reskrim Polsek Cipayung sudah memeriksa keluarga pemilik Sparta dan suami Yayan yang juga bekerja sebagai ART di kediaman TD.
Bila terbukti lalai sehingga jadi pemicu tewasnya Yayan, TD bakal ditetapkan sebagai tersangka dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.
"Dari pihak pemilik anjing sudah diperiksa mulai dari bapak dan anaknya, kemudian keluarga korban dalam hal ini suaminya beserta keluarga lain dari Cianjur," tuturnya.