Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, SETIABUDI - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, telah mengatakan bahwa (ibu kota) akan dipindahkan ke kawasan Kalimantan pada beberapa waktu lalu.
Jika hal itu telah sah secara Undang-Undang, maka Jakarta tak lagi menyandang label ibu kota.
Wakil Ketua DPP Real Estat Indonesia (REI), Hari Gani, mengatakan tetap optimis bisnis properti di Jakarta tetap seimbang. Meski Jakarta nantinya bukan sebagai ibu kota.
"Tenang, kami optimis Jakarta masih tetap seimbang. Karena infrastruktur baru kan masih terus masuk. Kereta cepat, jalan tol, di barat, timur, dan selatan tidak berhenti-hentinya," kata Hari, saat konferensi pers bertajuk 'Pameran Properti Terbesar di Indonesia', di kawasan Setia Budi, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019).
• Lebih dari 200 Pengembang dan 1000 Proyek Properti Bakal Meramaikan IIPEX 2019 di JCC
Sebab, kata dia, kota Jakarta bukan hanya kota pemerintahan. Tapi juga sebagai tempat bisnis dari berbagai lini.
Mulai otomotif, makanan, industri atau pabrik, dan sebagainya.
"Hanya satu fungsi yang akan dikeluarkan dari Jakarta. Yaitu fungsi pemerintahan. Jadi jangan khawatir," imbuh Hari.
Dia melanjutkan, bisnis properti di kota Jakarta akan tetap seimbang.
• Pameran Properti Terbesar IIPEX 2019 Hadirkan Rumah dan Apartemen di Bawah Rp 500 Jutaan
"Mungkin akan ada goncangan di awal. Tapi nanti pasti akan mencapai titik keseimbangan baru. Bahkan mungkin bisa lebih baik," ujarnya, yakin.
"Karena Jakarta ini adalah kota yang terlalu kuat, besar, dibandingkan kota-kota level kedua dan ketiga di Indonesia. Sulit dikerjar sampai kapanpun," kata Hari.
Cara milenial punya rumah
Wakil Ketua DPP Real Estat Indonesia (REI), Hari Gani, mengajak kaum milenial untuk memiliki rumah pribadi.
Hari, sapaannya, mengatakan kaum milenial ada baiknya jika kelak menikah, tak lagi tinggal di rumah orang tua atau mertua.
"Mertua indah maksudnya pelesetan dari Pondok Indah. Jadi, baiknya kaum milenial punya rumah pribadi saat berumah tangga nanti," kata Hari, saat konferensi pers bertajuk 'Pameran Properti Terbesar di Indonesia', di kawasan Setia Budi, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019).
Hari pun memberi penjelasan tentang cara mengelola keuangan kaum milenial agar dapat mencicil rumah pribadi.
• Jika Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, REI Optimis Bisnis Properti di Jakarta Tetap Seimbang
1. Sisihkan 30 Persen dari Gaji
Kata Hari, sebaiknya pendapatan atau gaji disisihkan sebanyak 30 persen.
"Untuk MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), sebaiknya sisihkan 30 persen dari gaji," ucapnya.
2. Jangan Sering Liburan
Kedua, jangan terlalu sering pergi liburan ke luar kota. Apalagi ke luar negeri.
"Kaum milenial ini senang banget berekreasi. Banyak yang tergoda dengan tiket murah. Itu yang banyak berangkat ya kaum milenial," jelasnya.
3. Fokus Cicil Rumah Ketimbang Kendaran
Ketiga, fokuslah mencicil biaya angsuran rumah ketimbang mengkredit kendaraan.
"Karena rumah jauh lebih penting, ya. Kalau kendaraan, bisa dicicil kalau rumah sudah lunas. Tapi bisa beli kendaraan yang harganya terjangkau, biar tidak keberatan," tuturnya.
4. Jangan Boros
Menurut Hari yang tidak kalah penting adalah boros dengan keuangan.
• Pameran Properti Terbesar IIPEX 2019 Hadirkan Rumah dan Apartemen di Bawah Rp 500 Jutaan
Jika hendak makan bersama teman, sebaiknya makan di warung makan yang harganya terjangkau.
"Kalau anak milenial sekarang, kan, sukanya nongkrong-nongkrong di tempat kopi, makan fast food di restoran. Ya bagaimana," ujar Hari.
Hari berpesan kepada kaum milenial, sebaiknya jangan menunda pembelian rumah.
"Karena kalau tidak, kenaikan harga rumah jauh lebih tinggi daripada kenaikan gaji," ujarnya.