Anggapan Daniri bahwa pembersihan sedang libur kemungkinan besar salah. Sebab, pembersihan memang sudah dihentikan sampai ada keputusan dari pengelola lahan, PT Pelindo II Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa.
Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko, saat peninjauan Rabu lalu, memberikan dua opsi kepada Pelindo terkait pembersihan ke depannya.
Opsi pertama, Pelindo dipersilakan membersihkan sampah secara mandiri hingga seluruh sampah berhasil diangkut.
Sementara opsi kedua, Pelindo dipersilakan meminta bantuan pemerintah melalui Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara untuk membersihkan sampah di sana.
Tapi, di balik ketidaktahuan Daniri soal polemik itu, ia mengaku ada perubahan setelah pembersihan itu.
"Ya lebih bersihan dikit sih, kalo kemaren kan parah sampahnya ya," kata warga RT 05/RW 17 Penjaringan itu.
Daniri lupa kapan terakhir kali sampah dibersihkan. Yang ia ingat, sekitar 5 bulan lalu warga Kampung Bengek sempat membayar Rp 5 ribu untuk pengangkutan sampah dengan gerobak.
Tapi, sekarang sudah tidak ada lagi gerobak-gerobak itu.
Di sela-sela waktu bersantainya, Daniri bercerita sejumlah hal yang ia tahu soal Kampung Bengek.
Hal-hal yang Daniri ceritakan sebatas bagaimana kehidupan warga di kampung itu.
"Udah lama pada di sini mah, dulunya kan ini ada gudang-gudang gitu, terus tutup apa gimana gudang-gudangnya, makanya pada tinggal di sini," ucap wanita asal Makassar itu.
Lautan sampah sudah tak lagi menjadi masalah bagi warga di sana. Sampah yang menimbulkan kekumuhan dan bisa jadi merupakan sarang penyakit sudah tak lagi dipusingkan warga.
"Ya kalo sakit mah ya sakit aja, kan nggak semuanya karena sampah juga," tutur Daniri.
Warga lainnya, Sambit (55), mengaku sudah tinggal selama 5 tahun di Kampung Bengek.
Menurut dia, Kampung Bengek terdiri dari RT 04, RT 05, dan RT 11 di RW 17 Kelurahan Penjaringan.