Bagaimana mulai bicara soal pesan Habibie?
Saya bilang, Pak, mohon izin menyampaikan keinginan Pak Habibie untuk bertemu Bapak (Soeharto).
Beliau menjawab dalam bahasa Jawa, kira-kira artinya Pak Habibie itu sekarang orang sibuk, jadi lebih baik konsentrasi saja pada pekerjaannya.
Kapan-kapan saja kalau situasi sudah reda.
Karena sudah diberi tanda untuk mengakhiri obrolan oleh para pengawal, saya pamit undur diri.
Kemudian saya melaporkan pertemuan itu kepada Pak Habibie.
Setelah menerima laporan saya, Pak Habibie bilang, "Ya sudah, yang penting kita sudah beritikad baik."
Setelah menjadi presiden, Habibie mengalami masa menegangkan yaitu ketika pada 22 Mei mendapat laporan adanya pergerakan pasukan liar di sekitar rumah pribadinya, kawasan Patra Kuningan, Jakarta.
Bagaimana kondisinya saat itu?
Jadi begini, saya memang nguping soal adanya pergerakan pasukan liar di sekitar rumah Pak Habibie.
Pada sore menjelang malam, saya mendapat telepon dari Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) Mayjen ZA Maulani.
Beliau bilang, "Din, hati-hati ini banyak pasukan liar." Pangkat saya waktu itu kolonel, sedangkan Pak ZA Maulani jenderal bintang dua.
Saya pikir intergitas beliau tidak diragukan.
Saya minta kepada paspamres (pasukan pengamanan presiden) memperkuat penjagaan.
Apakah Anda melaporkan informasi itu kepada Presiden Habibie?