TRIBUNJAKARTA.COM - Kabar terbaru datang dari eks Kepala Staf Kostrad TNI Mayjen (Purn) Kivlan Zen yang tergolek lemah di rumah sakit.
Kivlan Zen rupanya sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon lantas menjenguk Kivlan Zen yang sedang sakit tersebut.
TONTON JUGA:
Dilansir TribunJakarta.com, Fadli Zon mengunggah momen saat menjenguk Kivlan Zen di rumah sakit.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menuturkan, ia sedang menjenguk Kivlan Zen yang terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit.
Terdapat empat momen suasana saat menjenguk Kivlan Zen itu diunggah Fadli Zon.
• Kisah Sedih Ibu Hamil 9 Bulan Sesak Nafas & Tenggorokan Kering di Pekanbaru, Begini Nasib Janinnya
Tampak dalam berbagai foto tersebut, Fadli Zon sempat mendekatkan kepalanya ke Kivlan Zen.
Bahkan, Fadli Zon juga mengusap dahi dan pegang tangan Kivlan Zen yang tengah terbaring di rumah sakit.
Dalam unggahannya tersebut, Fadli Zon berharap agar adanya keadilan bagi Kivlan Zen.
Menurut Fadli Zon, Kivlan Zen merupakan pembela Merah Putih di berbagai wilayah tugas seperti Timor Timur, Papua, Mindanao hingga Filipina.
• Bayi Dicekoki Kopi 15 Liter per Hari, Hati-hati Begini Sederet Bahayanya Bagi Kesehatan Buah Hati
"Malam ini menjenguk Mayjen Purn Kivlan Zen yg dirawat inap krn sakit. Ia seorang pejuang pembela Merah Putih di berbagai wilayah tugas, Timor Timur, Papua, Mindanao, Filipina, dll. Smg pengadilan dpt memberi keadilan dg memberi kebebasan pada P Kivlan," tulis Fadli Zon.
Infeksi Paru-paru Stadium 2
Terdakwa kasus penguasaan senjata api, Kivlan Zen dirawat inap di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat sejak Senin (16/9/2019) kemarin.
Pengacara Kivlan, Tonin Tachta mengatakan, kliennya menjalani perawatan akibat infeksi paru-paru stadium 2 yang dideritanya.
"Bapak Kivlan menderita infeksi paru-paru stadium 2 (ada luka di paru-parunya) dan beberapa penyakit komplikasi juga diidap beliau," kata Tonin saat dihubungi, Selasa (17/9/2019).
• Info Penting CPNS 2019, Simak Panduan Menjawab Soal TKP, TIU dan TWK Demi Lolos Tes
Hal ini tertuang dalam surat penetapan nomor 960/Pid.Sus-TPK/2019/PN Jkt.Pst yang ditanda tangani oleh Hariono, hakim ketua dan dua anggota hakim lainnya, Hastopo dan Saifudin Zuhri.
Tonin mengklaim penyakit yang diidap kliennya kembali kambuh mengingat usia Kivlan yang sudah mencapai 73 tahun.
"Kemungkinan diduga karena udara atau faktor ketersediaan sumber pernapasan di Rutan Polda Metro Jaya dengan usia 73 tahun," katanya.
• Lowongan Kerja Bank Indonesia Jalur PCPM untuk S1/S2 Dibuka, Segera Siapkan 5 Dokumen Penting Ini!
Kivlan didakwa menguasai senjata api ilegal. Dia disebut menguasai empat pucuk senjata api dan 117 peluru tajam.
Kivlan sebelumnya mengajukan permohonan kepada majelis hakim untuk berobat ke RSPAD. Kivlan menyampaikan itu usai jaksa membacakan dakwaan terhadap dirinya dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2019).
"Kalau Yang Mulia memperkenankan, boleh kami dirujuk dulu untuk berobat," ujar Kivlan sambil beberapa kali batuk.
Kivlan juga mengajukan surat kepada majelis hakim yang berisi permohonan penangguhan atau pengalihan penahanan selama pemeriksaan pengadilan. Saat ini, dia ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Sebelumnya dia ditahan di Rutan Pomdam Jaya Guntur.
Kivlan Zen Sakit Saat Hadiri Sidang Pembacaan Surat Dakwaan
Kivlan Zen, terdakwa kasus kepemilikan senjata api ilegal, sedang menderita sakit pada saat menghadiri sidang pembacaan surat dakwaan.
Sidang beragenda pembacaan surat dakwaan kasus kepemilikan senjata api ilegal digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, pada Selasa (10/9/2019).
"Kurang sehat. Sakit komplikasi," kata penasihat hukum Kivlan Zen, Tonin Tachta, ditemui di PN Jakarta Pusat.
Sebelum duduk di kursi pesakitan, Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu datang ke ruang sidang menggunakan kursi roda. Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendorong kursi roda yang ditempati Kivlan Zen.
Menurut Tonin Tachta, Kivlan Zen memang tidak kuat untuk berjalan kaki. Sehingga, kata dia, membutuhkan alat bantu berupa kursi roda.
"Pakai kursi roda karena tidak kuat lagi jalan," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Humas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Makmur membenarkan informasi yang diterima Tribunnews.com bahwa pihaknya telah menerima berkas perkara tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen dari Kejari Jakarta Pusat.
Makmur juga membenarkan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan menggelar sidang perkara itu pada 10 September 2019.
"Iya, benar," kata Makmur ketika dikonfirmasi Tribunnews.com pada Rabu (4/9/2019).
Diberitakan sebelumnya, Kepolisian menyerahkan Kivlan Zen dan Habil Marati secara bersamaan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2019).
Diketahui, Kivlan Zen adalah tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal dan Habil Marati adalah tersangka kasus dugaan ancaman pembunuhan terhadap empat tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, mengatakan berkas perkara Kivlan Zen dan Habil Marati telah dinyatakan lengkap atau P21. Sehingga keduanya diserahkan kepada kejaksaan.
"Jadi, (berkas perkara) untuk tersangka KZ sudah P21 pada tanggal 16 Agustus dan (berkas perkara) tersangka HM (dinyatakan lengkap alias P21) tanggal 21 Agustus kemarin," ujar Argo, di Polda Metro Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2019).
Diketahui, polisi telah menetapkan Kivlan Zen sebagai tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal. Penetapan tersangka itu berkaitan dengan pengembangan kasus kerusuhan 21-22 Mei 2019.
Kivlan kemudian ditahan di Rutan Guntur Polda Metro Jaya sejak 30 Mei 2019 selama 20 hari. Polisi selanjutnya memperpanjang masa penahanan Kivlan selama 40 hari terhitung sejak Selasa (18/6/2019) lalu.
• Blitar Bandung United Vs PSMS Medan Hari Ini: Saling Intip dan Kerja Keras demi Jauhi Zona Degradasi
Terkait kasus tersebut, Kivlan Zen sempat menggugat Polda Metro Jaya ke sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Namun, gugatan tersebut ditolak seluruhnya oleh Hakim yang memeriksa perkaranya dan ia pun tetap berstatus menjadi tahanan Polda Metro Jaya terkait kasus senjata api ilegal.
Sementara itu, polisi telah menangkap dan menetapkan Habil Marati sebagai tersangka kasus dugaan ancaman pembunuhan terhadap empat tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei.
Wadirkrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Ade Ary sebelumnya menyebut, Habil berperan sebagai pemberi dana sebesar Rp 150 juta kepada Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen untuk keperluan pembelian senjata api terkait rencana pembunuhan terhadap para tokoh tersebut.
Para tokoh yang menjadi target pembunuhan itu di antaranya adalah Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Menkopolhukam Wiranto, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.