TRIBUNJAKARTA.COM - Politikus senior Ruhut Sitompul terlibat adu mulut dengan Rocky Gerung di sebuah acara yang membahas mengenai sikap sang aktivis yang kerap mengkritisi pemerintah.
Hal tersebut terjadi ketika Ruhut Sitompul menjadi panelis dan Rocky Gerung sebagai narasumber di acara Q & A dengan tajuk "Dicari Warganet".
Mulanya, Sultan Rivadi sebagai Ketua Dema UIN Syarif Hidayatullah mempertanyakan kata-kata dungu yang kerap dilontarkan Rocky Gerung.
• Menantu Curhat Sayang Mertua: Dikenal Wanita Tangguh dan Impian Mulianya Tak Kesampaian
• Ditunggu Tak Muncul, Syaiful Kaget Lihat Kondisi Istrinya di Kamar Bareng Mertua
TONTON JUGA:
"Kata-kata dungu ini apakah resonasinya tidak penghakiman, ada ego intelektual? Saya mencoba membela Pak Ruhut Sitompul," imbuh Sultan Rivadi.
"Oke anda berupaya membela dia tetapi seraya menjadi advocatus diaboli. Tau artinya? Itu bahasa hukum Ruhut," tegas Rocky Gerung.
Dicecar mengenai arti advocatus diaboli, Ruhut Sitompul lantas mempersilahkan aktivis tersebut terus berbicara menjawab pertanyaan Sultan Rivadi.
• Dianggap Kian Galak Kritisi Jokowi oleh Ruhut Sitompul, Rocky Gerung: Saya Cuma Interupsi Kedunguan!
Kendati demikian, bukan menjawab pertanyaan, Rocky Gerung dan Ruhut Sitompul terlibat adu mulut.
"Ya bicara saja silahkan, saya kebetulan pengacara papan atas jadi kau tak perlu ajarin ikan berenang," tutur Ruhut Sitompul.
Sontak pernyataan Ruhut Sitompul itu mendapatkan tepuk tangan penonton di studio.
• Ayu Ting Ting Masuk Daftar Tercantik Sedunia Hadapi Blackpink, Ayah Puji Syukur: Kita Orang Kampung
"Pengacara yang paling tinggi taraf intelektualnya bernama Richard Posner, menulis buku Economic analysis of law yang menjadi acuan seluruh dunia. Sudah 13 kali terbit," ungkap Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menuturkan sosok Richard Posner merupakan hakim agung di Amerika Serikat.
Selain itu, Rocky Gerung tampak meragukan pengakuan Ruhut Sitompul soal pengacara papan atas.
• Diperlakukan Begini oleh Roger Danuarta di Hotel, Cut Meyriska Sewot: Cowok Gak Peka, Aku Capek!
"Dia juga mengucapkan perkataan itu. Jadi kalau anda enggak mengerti Richard Posner dan anda bilang pengacara papan atas maka anda sebenarnya papan paling dangkal," beber Rocky Gerung.
Ruhut Sitompul pun tampak emosi mendengar perkataan Rocky Gerung.
Politikus senior itu sontak sambil tunjuk-tunjuk ke arah Rocky Gerung memberikan penjelasannya.
• Buka Suara Dituding Cuitannya Berbahaya & Kebal Hukum, Denny Siregar Blak-blakan Singgung Propaganda
INI VIDEONYA:
"Anak saya usia 4 tahun bacaannya lebih hebat dari kau!" tutur Ruhut Sitompul.
"Ya bagus," jawab Rocky Gerung.
"Jadi enggak usah bangga kau. Ini ada kaca, silahkan mengaca biar pintar kau. Kau tak pernah mengaca sehingga bicara sembarangan. Terima kasih Rocky Gerung," tegas Ruhut Sitompul dengan nada tinggi.
• Istri Fadli Zon Jarang Disorot, Katharine Grace Ternyata Punya Jabatan Penting di Dunia Perbankan
Meluruskan perdebatan Rocky Gerung dan Ruhut Sitompul, Andini Effendi pun menjelaskannya.
"Ini bukan soal pribadi...ini tentang kenapa dia suka gak nyambung ngomong sama kita," tutur Andini Effendi.
Lantas Rocky Gerung mengungkapkan, di Perancis diajarkan mengenai logical fallacies dari SMP sehingga mereka bisa bantah-bantahan dengan anggota MPR, bukan serangan pribadi.
"Jadi sistem pendidikan kita menghindari ketajaman argumentasi dan dianggap tak sopan. Sopan santun itu bahasa tubuh bukan pemikiran. Pikiran yang disopan santukan itu artinya kemunafikan," tegas Rocky Gerung.
• Sekjen Gerindra Ungkap Pembahasan Menteri dengan Jokowi, Sindiran Golkar: Apa Tak Malu kepada Rakyat
Jejak Politik Ruhut Sitompul
Politisi kawakan, Ruhut Sitompul jadi sorotan dalam Kongres PDIP V yang digelar di Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2019).
Pasalnya, Ruhut Sitompul yang dikenal awam sebagai loyalis Partai Demokrat hadir di antara kader dan simpatisan PDIP.
Mengenakan kemeja warna merah khas PDIP, Ruhut Sitompul hadir sebelum pukul 11.00 Wita.
Kedatangan Ruhut Sitompul langsung disambut ajakan berswafoto oleh berbagai kader dan simpatisan PDIP yang lain.
Rupanya, kini Ruhut Sitompul telah menjadi kader partai berlambang banteng.
Sebelum bergabung dengan PDIP, Ruhut memang pernah bergabung dengan sejumlah partai, yaitu Golkar dan Demokrat.
Berikut rekam jejak politik Ruhut Sitompul yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
1. Partai Golkar
Ruhut Sitompul merupakan alumni Fakultas Hukum Unpad 1979 yang kemudian memulai kariernya sebagai pengacara.
Anak kedua dari pasangan Humala Sitompul dan Surtani Panggabean ini pernah menjadi pengacara Akbar Tanjung, Ketua Umum Partai Golkar sebelum Jusuf Kalla.
Ruhut Sitompul juga pernah menjadi pembela sejumlah yayasan milik mantan Presiden, Soeharto, saat semua orang kala itu menghujat Orde Baru.
Karier politik pria yang dikenal dengan jargon 'Raja Minyak dari Tarutung' ini bermula saat bergabung dengan Partai Golkar pada 1983.
Namun, di partai berlambang beringin itu, karier politik Ruhut Sitompul tak begitu bersinar.
Hingga akhirnya, Ruhut memilih keluar dari Golkar dan bergabung dengan Demokrat pada 2004.
"Aku meninggalkan Golkar setelah memenangkan Golkar dari kekalahan di 2004," kata Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Senin (30/3/2015).
Ruhut sempat bersinggungan lagi dengan Golkar setelah terancam dikeluarkan dari Partai Demokrat pda 2016.
Golkar mengaku siap menampung kembali pria yang pernah bermain di sinetron Gerhana ini bila ingin pulang.
Ketua Koordinator DPP Partai Golkar, Nusron Wahid mengatakan, partainya terbuka untuk seluruh masyarakat yang hendak bergabung, khususnya yang memiliki ideologi sejalan dengan partai.
"Jangankan Ruhut, kamu masuk Golkar saja kami tampung," kata Nusron, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Sementara itu, Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan, ada mekanisme yang harus dilalui jika Ruhut ingin bergabung ke partainya.
Meski merupakan mantan politisi Golkar, Ruhut tetap harus mendaftar terlebih dahulu sesuai mekanisme yang berlaku.
"Daftar lagi dari awal," kata Nurdin.
2. Partai Demokrat
Setelah keluar dari Golkar, Ruhut Sitompul bergabung dengan Demokrat dan menjabat beberapa jabatan strategis.
Ia pernah menjadi Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika (Infokom) saat Demokrat diketuai Anas Urbaningrum.
Kemudian, ia pernah menjadi juru bicara partai berlambang mercy itu.
Selain itu, Ruhut juga pernah menjabat sebagai Ketua DPP Partai Demokrat.
Dalam sebuah wawancara, Ruhut menyebut, Partai Demokrat adalah partainya yang terakhir.
Selama bergabung dengan Demokrat, Ruhut Sitompul kerap pasang badan bagi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarganya.
Tak jarang pria yang kini berusia 65 tahun itu mengeluarkan kata-kata kontroversial.
Dikutip dari Kompas.com, Ruhut menyatakan rela bila kupingnya dipotong jika dana bailout Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun mengalir ke Partai Demokrat dan SBY.
Lebih heboh dari itu, Ruhut juga mengaku siap dipotong lehernya jika anak SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menerima duit Century Rp 500 miliar.
Bahkan, sebelum pemilihan ketua Pansus Hak Angket Century, Ruhut berani bersumpah, yang akan menjadi ketua adalah Idrus Marham, orang Golkar.
'Si Poltak' juga pernah bersumpah siap dirajam dan dicabut nyawanya jika Wapres Boediono dan Sri Mulyani bersedia menghadiri pemanggilan Pansus Century.
Faktanya, Sri Mulyani hadir ke DPR ketika dipanggil oleh Pansus Century, 20 November 2009.
Lain hal, Ruhut Sitompul pernah terlibat cekcok dengan Gayus Lumbuun, politisi PDIP dalam kasus Bank Century hingga keluar kata kasar "bangsat."
Hal itu menuai kritik dari banyak pihak karena dinilai sebagai hal yang tidak etis.
Ruhut pernah memanggil Jusuf Kalla dengan sebutan "Daeng" yang menyinggung perasaan etnis Makassar karena dinilai merendahkan mantan Wapres tersebut.
Sebelum itu, ketika musim kampanye Pilpres 2009, Ruhut pun pernah mengeluarkan pernyataan rasis, "Arab tidak pernah membantu Indonesia."
"Yang dia maksud kala itu adalah menyindir tim sukses Mega-Prabowo, Fuad Bawazier, yang keturunan Arab.
Pernyataan itu terus membuat heboh media, menuai kecaman reaksi keras, dan kala itu, umat Islam juga tersinggung dengan ulah Ruhut.
Ruhut dan Partai Demokrat akhirnya meminta maaf.
Atas beberapa ulahnya, Ruhut juga sempat mendapat teguran dari elite Demokrat lainnya.
Puncaknya, pada Oktober 2016, Demokrat memecat Ruhut karena dianggap membelot dari putusan partai saat Pilkada DKI Jakarta.
Ruhut memilih untuk mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Padahal di Pilkada DKI, Demokrat mengusung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni.
Ini adalah kedua kalinya sikap Ruhut bertentangan dengan partai.
Pada Pilpres 2014, Ruhut mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla ketimbang Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang didukung Demokrat.
Selain dipecat dari Partai Demokrat, Ruhut juga mundur sebagai anggota DPR.
3. PDIP
Kini, politisi dengan ucapan kontroversial itu melabuhkan karier politiknya di PDIP.
Saat hadir di Kongres PDIP V di Denpasar, Bali, Ruhut mengaku sudah menjadi kader PDIP Perjuangan sejak tiga tahun lalu.
Dia tak lupa mengungkapkan terima kasih kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Saya terima kasih kepada ibu Mega," katanya saat ditemui awak media di lobi Hotel Grand Inna Bali Beach.
Saat ditanya mengenai jabatan di PDIP, Ruhut mengaku tak menjabat sebagai apapun dan cukup hanya sebatas loyalis.
"Saya kan di mana saja saya pasti loyalis," tuturnya.
Luhut membeberkan sudah mendukung kader-kader PDIP dalam berbagai hajatan politik.
Mulai dari majunya Jokowi-Ahok di Pilkada DKI Jakarta hingga Jokowi dicalonkan sebagai presiden.
Ia mengaku di mana pun sebagai kader selalu menjadi yang paling total.
"Di Golkar saya total, di Demokrat saya total. Di PDIP saya pasti lebih total," tuturnya.
Sebelumnya, Ruhut mengaku tidak bisa menolak apabila ditawari oleh Megawati Soekarnoputri untuk bergabung ke partai berlambang banteng tersebut.
"Aku kan orang yang enggak bisa menolak kalau dari Ibu Megawati, dan aku emang dekat dengan beliau," kata Ruhut saat dihubungi, Senin (30/4/2018).
Ruhut mengatakan, selama ini ia memang memiliki hubungan yang dekat dengan partai berlambang banteng itu.
Ia juga baru saja membantu kampanye Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus, pasangan yang diusung PDIP di kampung halaman Ruhut di Sumatera Utara.
Bahkan, Ruhut mengenakan baju PDI-P dalam kampanye tersebut.
"Memang PDI-P rumahku dari dulu, keluargaku kan keluarga PNI, gimana sih, kan Bang Taufik Kiemas itu guru aku," kata Ruhut. (*)