Sebab, akses jalan untuk kendaraan alat berat tidak memungkinkan.
"Kalau prosesnya manual kaya gini bisa sampai dua minggu, karena lama enggak bisa dikeruk langsungkan kaya pakai alat berat, cuma mengandalkan crane sama aja paling untuk material sampah ukuran besar," kata Puarman.
Adapun selain diangkut secara manual, proses pembersihan ini dilakukan juga dengan cara menggelontorkan sampah ke hilir sungai.
Nantinya, di pertemuan antara kedua sungai tepatnya di Perumahan Kemang Pratama, sampah dihadang dan diangkut dengan alat berat.
"Jadi alat berat ga di sini tapi di bawah. Jadi kayu yang besar-besar kita angkat pakai crane, crane kan bisa masuk. Yang ukurannya sedang kita gelontorkan ke bawah terutama yang bambu, dan sampah kecil yang tidak kita angkat," jelas dia.
Jarak dari lokasi tumpukan sampah di Bendungan Koja sampai ke pertemuan antara dua sungai Cileungsi dan Cikeas sekitar 500 meter. Selama proses pembersihan, sampah yang dogelontorkan akan dikawal petugas hingga ke titik alat berat dapat mengangkut di Perumahan Kemang Pratama.
"Setelah ketemu Sungai Cileungsi, kalinya sudah sangat besar, lebarnya 20 meter. Di sana seandainya nyangkut bisa kita angkat, karena akses masuk alat berat bisa," paparnya.
Selain terkendala alat berat serta proses pembersihan manual, keterbatasan personel juga menjadi kendala.
Hari kedua peroses pembersihan saja, Puarman mencatat ada sekitar 66 personel saja, berbeda dengan kemarin yang mencapai 169 personel.
"Kalau kemarin ada dari TNI, Polisi, dari DLH Kabupaten Bogor juga ada, PJT II, kalau yang saat ini hari kedua mayoritas dari DLH Kota Bekasi," imbuhnya.
Terkendala Akses Jalan, Pembersihan Sampah Bambu di Bendungan Koja Dilakukan Secara Manual
Proses pembersihan sampah bambu yang menumpuk Kali Cikeas tepatnya di Bendungan Koja, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi telah dilakukan sejak Selasa, (15/10/2019).
Pembersihan dilakukan dengan cara manual, cara ini ditemput lantaran petugas kesulitan menerjunkan alat berat akibat terkendala akses.
Ketua Kominitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C), Puarman, mengatakan, sejak kemarin, prosea pembersihan dilakukan dengan dua cara. Pertama, menerjunkan personel langsung ke dalam sungai untuk mengangkut sampah secara manual.
"Pembersihan kan manual karena alat berat enggak nungkin masuk sini. Alat berat itu 4,5 meter (lebar), akses masuk 3 meter. Nah kita skenarionya adalah diangkat manual, libatkan banyak orang," kata Puarman.