TRIBUNJAKARTA.COM - Penceramah Haikal Hassan lantang mengakui tak akan pernah bisa memuji Presiden Jokowi.
Haikal Hassan lantas membeberkan alasannya dapat mengatakan hal tersebut.
Hal tersebut disampaikan Haikal Hassan saat menjadi narasumber di Indonesia Lawyers Club (ILC), pada Selasa (29/10/2019).
TONTON JUGA
Mulanya Haikal Hassan mengomentari pernyataan Ali Mocthar Ngabalin yang menyebut Jokowi adalah presiden yang luar biasa.
"Pak Ali tadi 'presiden (Jokowi re) yang luar biasa'," kata Haikal Hassan dikutip TribunJakarta.com dari YouTube ILC, pada Rabu (30/10/2019).
"Kalau tidak memujinya ada masalah, dan di luar negeri dipuji di dalam enggak," ucapnya meniru pernytaan Ali Ngabalin.
Dengan lantang Haikal Hassan mengatakan secara pribadi ia tak akan pernah bisa memuji Jokowi.
"Saya tidak akan pernah bisa memuji Pak Jokowi," ucap Haikal Hassan.
• Betrand Peto Nangis Memohonnya Hadir di Acara Sekolah, Ruben Onsu Lakukan Ini: Demi Putra Tercinta
TONTON JUGA
Haikal Hassan lantas membeberkan alasannya.
Ia menyinggung janji Jokowi soal pertumbuhan ekomomi di Indonesia saat kampanye.
"Karena beliau janjinya pada kampanye 7% tapi kenyataannya 5% pertumbuhan ekonomi," kata Haikal Hassan.
Haikal Hassan kemudian bingung bagian mana yang dapat dia puji dari Jokowi.
• Terciduk Simpan Foto Bareng Gus Dur, Ayu Ting Ting Beberkan Ini hingga Buat Pembawa Acara Kagum
"Yang mau dipuji yang dimana?" ujar Haikal Hassan.
"Jadi mohon maaf kita pernah bisa memuji keterbelakangan soal itu,"tambahnya.
Mendengar pernyataan Haikal Hassan, Ali Ngabalin hanya diam sambil mencatat sesuatu di atas kertas.
• Betrand Peto Nangis Memintanya Hadir di Acara Sekolah, Ruben Onsu Korbankan Ini: Demi Putra Tercinta
SIMAK VIDEONYA:
Bantah Ada Buzzer dari Kelompoknya, Haikal Hassan Emosional
Ketua II Persaudaraan Alumni 212, Haikal Hassan mengungkapkan hukum buzzer bayaran bagi masyarakat khususnya yang beragama Islam.
Sedangkan, buzzer merupakan bahasa Inggris yang berarti lonceng, bel atau alarm jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Secara harfiah, buzzer adalah alat yang digunakan untuk mengumumkan sesuatu untuk mengumpulkan seseorang secara masif dengan berbagai motif, mulai dari motif bisnis hingga politik.
Hukum dalam Islam menjadi buzzer bayaran diungkapkan oleh Haikal Hassan saat menjadi bintang tamu acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (7/10/2019).
Mulanya, Haikal menyinggung kabar adanya buzzer istana dengan buzzer Kertanegara.
Buzzer istana diidentikkan dengan pihak dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedangkan buzzer Kertanegara yang identik dengan Mantan Calon Presiden, Prabowo Subianto.
Persaingan antara Jokowi dan Prabowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kemarin diketahui berlangsung panas, baik di dunia nyata maupun di media sosial.
Haikal Hassan menjelaskan bahwa hukum buzzer bayaran dalam Islam adalah haram.
"Kita denger ada buzzer istana ada buzzer Kertanegara."
"Saya bersumpah demi Allah disaksikan semua orang Bang Karni. Buzzer bayaran dalam Islam itu hukumnya haram dan tidak satupun kami mengeluarkan buzzer bayaran," tegas Haikal lantang dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club.
Lantas, Haikal mengumandangkan ayat Al Quran surat Al Humazah ayat 1-3 sebagai penguat argumennya.
Bahwa pengumpat dan pencela itu merupakan hal yang celaka.
"Wailul Likulli Humazatil Humazah Alladzi jama'ama wala dadah yahsabu anna mah'aladah, itu haram, dibayar itu haram," ucapnya.
Selain itu, Haikal juga turut membeberkan hukum dari Muhammadiyah soal buzzer.
"Kalau saya tidak salah entar tolong dijelaskan, dikoreksi sedikit. Muhammadiyah itu telah memutuskan hukum jatuh fatwa bahwa buzzer bayaran itu haram, jadi enggak akan gitu loh kita," kata Haikal Hassan.
Sehingga, Haikal Hassan menjelaskan bahwa PA 212 tidak menggunakan buzzer bayaran.
"Jadi saya bersumpah atas nama bangsa Indonesia pak, yang namanya buzzer bayaran di tempat kami, tidak ada sekali buzzer bayaran di tempat kami," tegas dia.
Lantas, Haikal Hassan menjelaskan prinsip kelompoknya dalam menyebarkan informasi.
Pertama, mereka harus mengetahui bahwa suatu informasi yang disebar benar atau tidak
"Dan kami punya prinsip gitu loh untuk menyebarkan, satu bener enggak berita ini , bener atau tidak?," katanya.
Lalu, jika memang informasi itu terbukti benar, jangan disebarkan jika memang tidak bermanfaat.
"Kalau benerpun tidak boleh disebarkan, kecuali seleksi yang kedua, bermanfaat enggak," lanjut Haikal.
Kendati demikian hal itu belum cukup, suatu informasi bisa disebar jika tidak menyakiti perasaan orang lain.
"Kalau bener dan bermanfaat belum juga disebar, nyakitin hati orang enggak, nyakitin agama orang enggak, nyakitin perasaan orang enggak, nyakitin parrtai orang enggak, kalau umpamanya kita nyakitin lebih baik buat komunitas dulu dan tidak akan kami sebar," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Haikal Hassan juga ikut berkomentar soal Ninoy Karundeng.
Haikal Hassan memprotes mengenai tema ILC yang seharusnya tak terus menerus diputarkan video Ninoy Karundeng yang mengaku mendapat penganiayaan dari belasan orang.
Ia lantas memprotes bahwa video tersebut membuat munculnya framing bahwa Ninoy tengah dianiaya oleh suatu kelompok.
"Mohon mau kritik Bang Karni kalau diijinkan. Kita lagi bahas buzzer siapa yang bermain, lalu yang ditayangkan terus muka Ninoy yang bengep digebukin," ujar Haikal.
"Terjadi framing di semua orang yang nonton bahwa dia dipukuli oleh satu kelompok."
Ia meminta agar pihak ILC juga memunculkan pengurus Masjid Al Falah, lokasi di mana Ninoy diduga mengalami tindak aniaya.
"Nah saya mengusulkan tampilin juga dong pengurus masjid Al Falah," usulnya.
Haikal tampak meragukan pengakuan Ninoy yang berkata dirinya diculik, diseret hingga disekap.
"Ninoy ya yang ngakunya diculik, kalau diculik kan biasanya dicomot, ini kan yang datang sendiri kan Ninoy ke situ. Dia ngaku disekap, di mana disekapnya? Di seret bagaimana diseretnya? Kan ada semua," kata Haikal.
"Kalau ditampilin Ninoy dan pengurus masjidnya kan lebih berimbang," paparnya.
Lihat videonya sejak menit awal:
(TribunWow.com/TribunJakarta.com)