Emergency Meeting
Kemudian poin kedua, lanjut Sule adalah pihak manajemen PSM berpegang pada implementasi hasil emergency meeting Liga 1 di Bali beberapa waktu lalu.
“Dari hasil pertemuan di Bali sudah jelas. Pertama jadwal tidak bisa diubah agar kompetisi selesai 22 Desember.
Kemudian soal agenda pertandingan ya kami tetap akan ikuti semua jadwal yang telah ditetapkan, “ ia menambahkan.
Untuk diketahui, salah satu poin pertemuan di Bali memang menyinggung soal pertandingan. Bunyinya begini.
“Jika H-1 status pertandingan masih tidak jelas (izin belum jelas) dan sudah diselenggarakan MCM (dihadiri tim tamu) maka Match Commisioner akan mengambil alih,
kemudian menyerahkan ke PSSI dengan kemungkinan keputusan tuan rumah kalah dinyatakan kalah 0-3,” jelas Sule.
Maka, andai proses MCM dilakukan besok, Jumat (1/11/2019) tapi tim tuan rumah Persebaya belum dapat memastikan izin pertandingan, maka besar kemungkinan dinyatakan kalah WO.
Artinya PSM berpeluang dapat tiga poin tanpa harus tanding lawan Bajul Ijo.
Menunda pertandingan pun tak lagi bisa dilakukan, mengingat bakal merembet pada pertandingan lain. Jadwal Liga 1 2019 juga masih padat dan penundaan berpotensi membuat kompetisi berakhir molor.
Akibat Kerusuhan
Persebaya tidak bisa menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo berawal dari kerusuhan yang dibuat suporter fanatiknya.
Bonek melakukan perusakan sejumlah fasilitas stadion saat tim Bajul Ijo itu kalah dari PSS Sleman di pekan ke-25 lalu.
Pihak kepolisian akhirnya tak lagi mengeluarkan izin keramaian kepada Persebaya.
Padahal sesuai jadwal Persebaya harus menjamu PSM pada pekan ke-26 Liga 1 di GBT, Sabtu (2/11/2019) besok.