Operasional Tol Layang Jakarta Cikampek

Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek Dibuka Saat Arus Nataru: Tarif Gratis, Kenyamanan Belum Sempurna

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek KM 28 Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, CIKARANG - Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek dipastikan bakal mulai beroperasi pada 20 Desember 2019.

Pengoperasian jalan tol baru tersebut dilakukan guna mengakomodasi angkutan arus kendaraan saat libur Natal dan Tahun Baru.

"Memang puncak lalu lintas terjadi tanggal 20, jadi kenapa kita buka saat dibutuhkan," kata Meteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat meninjau kesiapan Jalan Tol Layang KM 28 Cikarang, Minggu (8/12/2019).

Kecepatan Kendaraan Dibatasi

Dirut Jasa Marga Desi Arryani saat meninjau Tol Layang Jakarta Cikampek, Minggu, (8/12/2019). (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan pada operasional awal nantinya, kendaraan yang melintas di Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek Eleveted ini harus dibatasi kecepatannya.

"Nah kita memang membatasi kecepatan dengan 60 km per jam karena ini baru, terus kita juga akan lebih hati-hati," kata Budi di KM28 Tol Layang Jakarta Cikampek Eleveted, Cikarang, Minggu (8/12/2019).

Pihaknya juga telah berkordinasi dengan Kakorlantas Polri agar menerapkan sistem tilang elektronik atau e-TLE dengan menempatkan petugas di tiap 4 kilometer jalan tol.

"Jadi kalau mereka (pengendara) lebih (kecepatan) berarti akan ada satu tindakan," ungkap Budi.

Sementara itu, Kakorlantas Polri Irejn Pol Istiono mengatakan petugas yang akan ditempat di tiap 4 kilometer Tol Layang Jakarta Cikampek ini siaga memastikan setiap pengedara mematuhi rambu batas kecepatan maupun rambu lalulintas lainnya.

"Per 4 kilometer atau ditempat-tempat u-turn (putar balik) akan kita stand-by-kan di sana dan memberikan warning pada pengguna jalan tentang batas kecepatan dengan mengingatkan kepada mereka semua untuk keselamatan mereka," tegas dia.

Ruas Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek Masih Bergelombang Tiap 180 Meter

Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek atau Eleveted secara resmi akan siap dioperasikan untuk umum pada 20 Desember 2019.

Meski begitu, masih ada kekurangan pada ruas jalan tol baru tersebut yang belum sempurna.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bersama rombongan yang terdiri dari Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiartanto dan Direktur Umum Jasa Marga Desi Arryani, melakukan peninjauan kesiapan pada Minggu (8/12/2019).

TribunJakarta.com yang melakukan peliputan proses peninjauan tersebut merasakan langsung uji coba jalan tol layang dari Cikunir hingga KM 28 di Cikarang.

Sepanjang perjalanan, masih ada beberapa elemen yang masih dalam tahap penyempurnaan. Termasuk kenyamanan jalan tol yang kerap terasa bergelombang.

Dirut Jasa Marga Desi Arryani, mengakui, Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek sejauh memang belum sempurna dalam hal kenyamanan.

"Jadi secara kekuatan sudah teruji tapi kenyamanannya belum sesuai harapan," kata Desi di Cikarang.

Gelombang pada ruas jalan yang masih terasa itu merupakan sambungan konstruksi beton jalan layang atau expantion joint.

"Jadi smoot (halus) sekali tidak mungkin karena setiap 180 meter sekali memang ada sambungan expantion joint namanya, tapi tidak boleh loncat ini yang sekarang terus menerus disempurnakan," jelas dia.

Dia memastikan sebelum tanggal 20 Desember 2019 atau hari pertama operasional Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek, kendala kenyamanan ruas jalan yang masih bergelombang akan dituntaskan.

"Setiap 180 meter itu ada sambungan, beberapa sudah ada yang cukup nyaman tapi masih ada yang kurang, nah itu yang harus disempurnakan," ujarnya.

"Kita harapkan sih sebelum tanggal 20 Desember 2019 selesai itu, tapi kita masih tetap kan harus lebih baik lagi terus dan upayakan terus," tambahnya.

Evakuasi Korban Jika ada Kecelakaan di Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek Gunakan Tangga

Menhub Budi Karya Sumadi saat meninjau Tol Layang Jakarta Cikampek Eleveted di KM 28 Cikarang, Minggu, (8/12/2019). (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek (Eleveted) yang membentang dari Simpang Susun Cikunir Kota Bekasi hingga ke Kabupaten Karawang memiliki panjang mencapai 38 kilometer.

Sepanjang 38 kilometer tersebut, ruas jalan tol layang ini hanya memiliki akses keluar di tiap ujungnya saja.

Jelang arus mudik dan balik Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru), jalan tol layang tersebut dipastikan siap beroperasi mulai, 20 Desember 2019.

Jasa Marga selaku pengelola jalan tol menyiapkan sejumlah skema persiapan dan teknis operasional ruas jalan tol layang baru tersebut.

Salah satunya skema evakuasi jika terjadi kecelakaan kendaraan di jalan tol layang.

Direktur Utama (Dirut) Jasa Marga Desi Arryani, mengatakan, ada delapan titik u-turn dan dua tangga darurat yang disiapkan pihaknya untuk proses evakuasi.

"Kita siapkan 8 titik u-turn (putar balik) atau doorbreak istilahnya, bisa ke tengah kalau harus ada yang di evakuasi nanti ada tangga turun ke bawah," kata Desi saat melakukan peninjauan di KM 28 Tol Layang Jakarta Cikampek, Minggu (8/12/2019).

Dua tangga darurat untuk evakuasi jika terjadi kecelakaan berada di KM 21 dan KM 28.

Tangga ini bisa digunakan untuk menurunkan pengguna jalan atau pengedara jika diperlukan suatu tindakan darurat.

Khusus persiapan opersional angkutan arus mudik dan arus balik Nataru 2019, Jasa Marga menyiapkan dua tangga darurat khusus evakuasi.

"Pada saat Nataru ini baru akan tersedia dua tangga tapi nanti akan ada 8 sesuai jumlah doorbreak," jelas dia.

Adapun doorbreak atau u-turn ini akan tersedia setiap 4 kilometer. Di titik itu juga nantinya akan disiagakan petugas baik dari Jasa Marga dan Kepolisian untuk mengawal pengguna jalan.

"Terdiri dari tiga zona Cikunir - Bekasi Barat, Bekasi Barat - Cikarang Timur, Cikarang Timur - Karawang Barat," jelasnya.

Selain itu, elemen lain yang akan disiapkan yakni empat unit mobile consumer service, tiga unit PJR (Patroli Jalan Raya), satu unit Rescue.

Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, mengatakan, evakuasi dengan cara menggunakan tangga itu bukan pilihan terbaik.

"Ya saya pikir itu satu pemikiran yang baik ya, tapi kalau yang terbaik mustinya pakai lift," kata Budi di Cikarang.

Meski begitu, pihaknya akan terus melakukan improvisasi terkait kesigapan proses evakuasi jika terjadi kecelakaan atau hal emergensi.

"Makanya apa yang kita lakukan disini cukup konservatif ya, dengan panjang sedemikian, kita juga membatasi kecepatan, selain ada tangga juga ada parking bay dan sebagainya, ini satu hal yang kita optimalkan semuanya," tegas dia.

Hanya untuk Pengguna Jarak Jauh dan Kendaraan Golongan I Non-bus

Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, mengatakan, Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek memiliki panjang 38 kilometer membentang dari Cikunir Kota Bekasi hingga ke Karawang Barat.

"Jadi tolong disampaikan, penggunaan jalan tol ini hanya untuk jarak jauh," kata Desi saat melakukan peninjauan kesiapan operasional Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek di KM 28 Cikarang, Minggu (8/12/2019).

Dia menghimbau bagi pengguna jalan yang hanya ingin coba-coba atau ada keinginan menggunakan jalan tol tersebut dengan tujuan sampai Cibitung itu akan sia-sia.

Sebab, jalan tol layang ini tidak memiliki pintu keluar masuk, pengguna hanya akan bisa keluar di tiap ujung jalannya saja baik dari arah Jakarta ke Cikampek turun di Karawang Barat kemudian sebaliknya kendaraan dari Cikampek ke Jakarta turun di Cikunir.

"Jadi jika hanya tujuan ke Cibitung atau Tambun sebaiknya jangan naik, jadi ini betul-betul untuk kendaraan tujuan misal Bandung atau ke Jawa," jelas dia.

Selama musim arus mudik dan balik Nataru, Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek nantinya hanya dapat mengakomodir kendaraan golongan I non-bus.

Artinya, kendaraan bus apalagi kendaraan golongan I ke atas seperti truk belum dapat melintas di jalan tol tersebut.

Tarif Tol Layang Jakarta Cikampek Masih Gratis

Tarif penggunaan Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek (Eleveted) belum dapat dipastikan berapa besarannya, meski operasional perdana dipastikan pada 20 Desember 2019 mendatang.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengatakan, operasional Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) dalam rangka sosialisi kepada pengguna jalan.

Dipilihnya tanggal 20 Desember 2019 juga untuk mengakomodir arus lalulintas mudik dan balik Nataru selama libur panjang.

"Memang puncak lalu lintas terjadi tanggal 20, jadi kenapa kita buka saat memang dibutuhkan dan ada beberapa yang memang masih harus diselesaikan," kata Budi saat meninjau Tol Layang Jakarta Cikampek di KM 28 Cikarang, Minggu (8/12/2019).

Pengguna jalan nantinya akan digratiskan terlebih dahulu selama tarif belum ditetapkan. Budi menjelaskan, tarif akan dibahas setelah momen Nataru berakhir.

"Tentang komersialnya nanti akan kita bahas, bisa januari bisa februari tergantung dengan kesiapan perbincangan," ungkap Budi.

Adapun untuk Nataru tahun ini, Jasa Marga memperdiksi arus kendaraan khusus di Tol Layang Jakarta Cikampek mencapai 20 ribu kendaraan per harinya.

Sementara untuk prediksi arus lalulintas normal, jumlah kendaraan yang melintas di ruas jalan tol baru tersebut dikisaran 15 ribu kendaraan per hari.

Operasional jalan tol layang ini kata Budi akan terus berlanjut setelah momen Nataru.

Ditinggal Pemilik Kerja, Rumah di Pondok Ranggon Kebakaran

Kisah Siska Jadi Waria di Usia 14 Tahun: Bandingkan Bayaran di Luar Negeri, Pulang Cari Rezeki Halal

Namun, penetapan tarif akan ditentukan jika elemen jalan tol rampung secara keseluruhan.

"Ya kita akan lanjut tapi komersialnya kita nanti akan diskusi bersama pak Dirjen (Bina Marga) juga, tapi komersial itu kalau beberapa hal sudah dipunih seperti parking bay," kata Budi.

Di tempat yang sama Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiartanto, mengatakan, jalan tol layang ini merupakan solusi kemacetan bagi kendaraan golongan I non-bus.

Pembenahan untuk menyerpurnakan jalan tol layang terus dilakukan sambil opersional berjalan pada 20 Desember 2019 mendatang.

"Kita harapkan Februari 2020 sudah rampung semua termasuk soal penarifan, selama ini sedang kita bahas untuk kita tuntaskan nanti di awal-awal Januari," terangnya.

Berita Terkini