Food Story

Starling Mantab, Ketika Starbucks Keliling Naik Kelas: Utamakan Kebersihan dan Senyum Ramah Pedagang

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas
Editor: Suharno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang Starling Mantab, Marzel saat ditemui TribunJakarta.com, Bendungan Hilir pada Selasa (17/12/2019).

Kopi Mantab tercipta karena kegelisahannya akan minimnya kopi murah tapi berkualitas.

Ketika masih bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan, Agung merasa harga segelas kopi cukup menguras isi kantong.

Ia sempat memutuskan usaha membuat kopi yang kini tengah tren sembari bekerja.

Namun di tengah jalan, Agung memutuskan keluar pekerjaannya.

Ia kemudian berjualan kopi bubuk murni saset setelah mendapatkan partner usaha.

"Bagaimana saya ciptakan, orang yang mencintai kopi murni, bisa mendapatkan seharga Rp 5 ribu secara daily," ungkapnya kepada TribunJakarta.com.

Dengan adanya kopi Mantab ini, Agung berharap tak ada alasan lain untuk penikmat kopi mengatakan harga segelas kopi mahal.

"Orang yang dulu enggak pernah minum kopi saset, akan lari ke tukang kopi keliling karena mereka butuh kopi murni," tambahnya.

Agung menjelaskan alasan kopi bubuknya berharga murah.

"Sebenarnya mengejar profit aja (para pemilik toko kopi). Mereka membebankan pengeluaran produk sehingga harganya mahal. Padahal harga biji kopi sama," tambahnya.

Nama Kopi Mantab digunakan lantaran mudah diingat yang terdiri dari dua kata.

"Kalau pemilihan warna merah, biasanya merah itu brand leader. Nama Mantab akan mudah diingat dan warna merah mencolok perhatian," pungkasnya.

Ubah Citra Keren

Selain menjual produk kopinya, Agung ingin mengubah citra pedagang starling yang ala kadarnya saja.

Layaknya perusahaan ojek dalam jaringan, Agung pun secara bertahap tengah membuat aplikasi untuk pedagang starling.

Halaman
123

Berita Terkini